Ilustrasi bangunan SMAN 12 Jakarta Timur. (sman12jakarta)
Ilustrasi bangunan SMAN 12 Jakarta Timur. (sman12jakarta)
KOMENTAR

PEMERINTAH Provinsi DK Jakarta resmi menggelar program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi pelajar bertepatan dengan dimulainya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada awal pekan ini. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya strategis nasional dalam membangun generasi muda yang sehat dan tangguh.

"Program CKG pelajar sudah dimulai sejak MPLS dimulai. Kami mulai pelaksanaannya di Sekolah Rakyat," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jakarta Ani Ruspitawati di Balai Kota Jakarta, Jumat (18/7), dikutip dari ANTARA.

CKG pelajar merupakan lanjutan dari program CKG yang sebelumnya menyasar berbagai kelompok umur, seperti bayi, balita, ibu hamil, dan usia produktif. Kini, program memasuki fase pelayanan bagi anak usia sekolah dan menjadi bagian dari agenda prioritas Kementerian Kesehatan sejak Juli 2025.

Jenis pemeriksaan yang dilakukan mencakup skrining kesehatan mata, telinga, anemia, penyakit tidak menular (PTM), serta penyakit menular lainnya. Pemeriksaan akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari Sekolah Rakyat pada bulan Juli, kemudian menyusul sekolah-sekolah di bawah naungan Kementerian Pendidikan Dasar Menengah (Kemendikasmen), madrasah, pesantren, hingga satuan pendidikan keagamaan lainnya pada Agustus mendatang.

Kementerian Kesehatan menyebut, CKG pelajar adalah salah satu program “quick win” yang menjadi langkah nyata Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat secara cepat dan menyeluruh. Tahun ini, target program ini sangat ambisius, yakni menjangkau 53 juta pelajar di seluruh Indonesia.

Dengan pemeriksaan dini yang menyeluruh, diharapkan pelajar Indonesia dapat terdeteksi lebih cepat dari potensi gangguan kesehatan, sekaligus mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal di lingkungan sekolah.

Sebelumnya diketahui bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggandeng Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah-sekolah mulai tahun ajaran baru ini. Program ini menjadi salah satu dari tiga prioritas utama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, selain percepatan penanggulangan tuberkulosis dan peningkatan kelas rumah sakit dari D ke C.

Menkes menekankan bahwa CKG memiliki cakupan paling luas, yakni 280 juta penduduk, dan akan dilakukan setiap tahun. Ia mengakui bahwa eksekusi program ini sangat kompleks, namun memiliki dampak paling besar terhadap kesehatan masyarakat. Program ini tidak akan berhasil tanpa dukungan kepala daerah.

Menurut Budi, selama ini pemeriksaan kesehatan dilakukan di Puskesmas. Namun, pendekatan ini dinilai belum optimal karena keterbatasan kapasitas. Untuk 280 juta (penduduk), Puskesmas saat ini berjumlah 10 ribu. Dirasa belum maksimal jika hanya mengandalkan Puskesmas.

Oleh karena itu, Kemenkes mengimbau agar Cek Kesehatan Gratis (CKG) juga dilaksanakan di sekolah-sekolah guna menjangkau anak-anak usia sekolah. Momen tahun ajaran baru dianggap sebagai titik awal yang tepat untuk implementasi program ini.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti, menyambut baik inisiatif ini. Ia bahkan mengusulkan agar pelaksanaan CKG meniru skema tes COVID-19, yakni dilakukan di lokasi terdekat dari tempat tinggal siswa dengan bantuan mahasiswa kedokteran.




Jakarta Kembali Jadi Tuan Rumah Upacara HUT RI

Sebelumnya

Komisi I DPR Panggil Google, Meta, dan TikTok Bahas Kontribusi Ekonomi untuk Ekosistem Digital Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News