Ilustrasi perempuan yang sedang berkomunikasi dengan kliennya. (Freepik/benzoix)
Ilustrasi perempuan yang sedang berkomunikasi dengan kliennya. (Freepik/benzoix)
KOMENTAR

TAK banyak dari kita menyadari bahwa julukan “independent woman” bukan sekadar terasosiasi dengan sosok perempuan yang memiliki karier profesional di luar rumah.

Ibu rumah tangga sekalipun, dapat dijuluki independent woman manakala ia bisa mengambil keputusan penting dalam hidupnya dan bertanggung jawab atas keputusannya.

Dalam sebuah sesi webinar Gerakan Aku Berdaya, Growth strategist Tyas Windarti dari Tempa Trainers Guild (TTG) menyebutkan bahwa seorang perempuan yang mandiri secara finansial mampu mengelola dengan baik keuangannya (pribadi atau keluarga) ke dalam empat kategori yaitu saving, living, giving, dan playing.

Coach Tyas menyebutkan bahwa tidak ada aturan baku untuk menentukan berapa persen yang harus dialokasikan untuk setiap kategori. Dan bukan pula keempatnya harus dibagi sama rata, karena bagaimanapun juga persentase kategori living alias kebutuhan hidup sehari-hari (kebutuhan primer) umumnya lebih besar dari tiga kategori lain.

Lantas, bagaimana cara untuk menjadi mandiri secara finansial?

Pertama, seorang perempuan harus memahami, mampu membedakan, dan mampu mengatur prioritas antara kebutuhan dan keinginan.

Kedua, seorang perempuan harus mengetahui cara untuk bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan. Harus disadari bahwa bukan berarti seseorang tidak boleh memenuhi keinginannya. Tapi bagaimana agar kita mampu merencanakan cara terbaik untuk memenuhi keinginan tanpa mengganggu kebutuhan yang jauh lebih urgen.

Ketiga, setiap perempuan harus mampu mengelola uang dengan cermat dan benar.

Jika sudah diusahakan dengan keras tapi pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, maka harus ada pemasukan tambahan yang bisa memperkuat pondasi finansial. Dan perempuan bisa mendapatkannya dari berbagai pintu rezeki, termasuk dari bisnis rumahan atau menjadi freelancer tetap sesuai kompetensi yang dimiliki.




Siapa yang Rentan Mengalami Doom Spending?

Sebelumnya

Mengenal Istilah “Doom Spending” yang Sering Jadi Sumber Masalah Finansial

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Family