Bersujud di saat salat malam/Freepik
Bersujud di saat salat malam/Freepik
KOMENTAR

BANGUN di malam hari (qiyamul lail) sejatinya adalah sebuah ijtihad untuk membuka mata, mengambil wudhu, mendirikan salat di sepertiga malam, dan berzikir. Itulah waktu utama untuk berdoa dan memohon ampun. Meminta apa yang menjadi hajat kita sebagai hamba.

Nyatanya, tidak semua muslim sanggup menjalankan qiyamul lail. Karena bukan perkara mudah untuk bangun dengan penuh kesadaran di saat hampir semua orang tertidur lelap. Salah satu penyebabnya adalah dosa dan maksiat yang kita perbuat.

Hal itu pernah dikatakan ulama Sufyan Ats Tsauri. Ia berkata, “Aku terhalangi melakukan qiyamul lail selama lima bulan karena dosa yang aku perbuat. Aku melihat seorang laki-laki menangis saat salat, lalu aku mengatakan ia adalah orang yang riya.”

Bahkan suudzan (prasangka buruk) yang terbersit di hati pun sudah bisa membuat kita sulit melaksanakan qiyamul lail. Apalagi maksiat dan dosa lain yang mungkin banyak kita lakukan.

Karena itulah, qiyamul lail hendaknya dilaksanakan dengan hati yang bersih dan keinginan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah.

Jangan biarkan hati kita dipenuhi prasangka buruk, rasa dengki, rasa ingin menyakiti orang lain, atau sebaliknya, tidak mempedulikan orang lain. Jangan sampai kita menutup mata terhadap kesulitan orang lain. Jernihnya hati menjadi salah satu kekuatan yang memelihara qiyamul lail kita.

Maka marilah kita mengingat kembali perintah Allah dalam surah Al-Muzzammil ayat 1 dan 2. “Wahai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk salat) di malam hari.”

Bangun di waktu malam untuk mendirikan salat adalah salah satu ciri orang bertakwa. Ketika seorang hamba mampu menghindari maksiat dan dosa dengan sekuat tenaga, semakin mudahlah ia untuk terbangun di sepertiga malam. Semakin keras usahanya membentengi diri dari perilaku yang dilarang oleh Allah, semakin gampang baginya untuk bangkit dari tempat tidur dan menunaikan salat di malam hari.

Seiring usia kita yang terus berkurang, dan kita tak pernah tahu kapan ajal akan menjemput, kita hendaknya semakin istiqamah melakukan qiyamul lail. Sudah begitu banyak khilaf dan dosa yang kita perbuat di sepanjang usia kita, apakah belum terketuk juga hati kita untuk rajin memohon ampunan Allah?




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur