Menteri Dalam Negeri Inggris James Cleverly/ETtoday
Menteri Dalam Negeri Inggris James Cleverly/ETtoday
KOMENTAR

SUATU kabar gembira untuk umat Muslim yang ada di Inggris. Pemerintah setempat mengumumkan telah menggelontorkan dana sebesar 117 juta poundsterling atau sekitar Rp2,32 triliun. Dana tersebut dipergunakan untuk melindungi masjid, sekolah, maupun pusat komunitas Muslim di Inggris dari serangan kebencian. Dana berlaku untuk empat tahu ke depan. Begitu disampaikan Perdana Menteri Rishi Sunak, beru-baru ini.

Berdasarkan catatan, sejauh ini situs komunitas yang digunakan oleh masing-masing agama menunjukkan bahwa warga Muslim di Inggris jumlahnya 14 kali lebih banyak di antara penduduk Inggris dan Wales, jika dibandigkan dengan warga Yahudi di sana.

Jadi, dana tersebut sengaja dikeluarkan oleh Sunak dan partai Konservatif yang berkuasa usai mendapatkan kecaman keras karena dianggap telah memungkinkan Islamofobia meningkat. Dan memang, insiden Islamofobia meningkat lebih dari tiga kali lipat sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Ini menurut data Tell MAMA, sebuah organisasi yang memantau sentiment dan pelecehan anti-Muslim di Inggris.

Organisasi itu juga mengatakan, peningkatan serangan anti-Muslim disebabkan oleh berbagai pernyataan sayap kanan dalam lima bulan terakhir, terutama setelah serangan dari mantan Menteri Dalam Neberi Suella Braverman, terhadap pengunjuk rasa pro-Palestina yang menuntut gencatan senjata di Gaza.

“Kebencian anti-Muslim sama sekali tidak memiliki tempat di dalam masyarakat kita. Kami tidak akan membiarkan peristiwa di Timur Tengah digunakan sebagai alasan untuk membenarkan pelecehan terhadap warga Muslim Inggris,” kata Menteri Dalam Negeri Inggris James Cleverly.

Diketahui, di akhir Februari kemarin Sunak berjanji menyediakan dana lebih dari 70 juta poundsterling (setara dengan Rp1,39 triliun) untuk melindungi sekolah-sekolah Yahudi, sinagoge, dan fasilitas lain yang digunakan oleh komunitas Yahudi.

James menggambarkannya sebagai ‘demonstrasi kebencian’ anti-Semit, yaitu permusuhan, prasangka, atau diskriminasi terhadap orang Yahudi. Sentimen ini merupakan salah satu bentuk rasisme dan orang yang memendamnya disebut antisemite.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News