Ilustrasi pemeriksaan darah di laboratorium/Freepik
Ilustrasi pemeriksaan darah di laboratorium/Freepik
KOMENTAR

RUMAH sakit di China menemukan genetik baru subtipe kelompok golongan darah P dalam proses pemeriksaan rutin.

South China Morning Post melaporkan bahwa urutan nukleotida atau subtipe tersebut sebelumnya tidak pernah diketahui pada seorang dengan golongan darah P. Nukleotida merupakan salah satu dari molekul kecil yang membentuk DNA dan RNA, asam nukleat yang membawa informasi genetik.

Penemuan ini terjadi pada tahun lalu di Taixin People’s Hospital di Taizhou Provinsi Jiangsu. Dokter bernama Cao Guoping, spesialis transfusi mendeteksi sampel langka darah tersebut saat tes darah rutin.

Menurut Dokter Cao Guoping penemuan ini sangat penting terutama untuk pemilik golongan darah tersebut. Pasalnya golongan darah ini sangat langka, sehingga deteksi dini membantu mereka mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk transfusi darah dan potensi krisis terkait kebutuhan darah ini. Misalnya, golongan darah P hanya dapat menerima transfusi dari jenis yang sama. Dan hal ini terutama terjadi selama kehamilan.

“Dalam kasus Perempuan dengan golongan darah ini, keberadaan antibody ‘anti-Tja’ yang menyerang plasenta secara langsung dapat menyebabkan keguguran berulang dan bayi lahir mati.” Ucap dokter Cao Guoping

Dari laporan tersebut, tercatat hanya ada sekitar selusin kasus orang-orang dengan golongan darah P di China yang terdokumentasi. Jumlahnya bahkan lebih rendah dari satu dalam satu juta orang.

Pihak rumah sakit menyerahkan urutan genetik tersebut ke database Genbank, sebuah koleksi akses terbuka yang dikelola Pusat Informasi Bioteknologi Nasional di Amerika Serikat. Urutan tersebut telah diberi nomor seri OR900206, pada bulan Desember lalu.

Golongan darah P pertama kali ditemukan pada 1972 dan dapat dikategorikan ke dalam lima subtipe, bergantung pada antigen di permukaan sel darah merah. P1 dan P2 paling sering ditemukan, sedangkan yang paling jarang pada P1k, P2k, dan P.

Spesialis transfusi, Cao Guoping yang menemukan subtipe golongan darah tersebut mengatakan bahwa golongan darah P kerap terlewatkan karena tidak dapat diambil oleh reagen yang ada untuk golongan darah ABO dan Rh. Ia menuturkan penemuan ini penting untuk deteksi dini agar pasien dengan golongan darah ini bisa mempersiapkan diri lebih baik untuk transfusi darah.

Sebagian besar penduduk dunia masuk ke dalam sistem golongan darah ABO dan Rh. Namun, ada juga golongan darah lain yang tidak umum seperti sistem antigen Hh/Bombay serta golongan darah P. selain itu juga ada golongan darah ‘emas’. Golongan darah ini tidak mengandung antigen Rh dalam sel darah merahnya.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News