Tidak ada lagi bangunan perguruan tinggi di Gaza/Instagram @alazharug
Tidak ada lagi bangunan perguruan tinggi di Gaza/Instagram @alazharug
KOMENTAR

UNIVERSITAS Al-Azhar di Gaza menjadi perhatian warga dunia karena lokasinya yang strategis menjadi target sasaran serangan pasukan Israel. Pemboman itu membuat Gaza kini semua perguruan tinggi yang ada di sana.

Berdasarkan hasil penelusuran Farah.id, Israel telah melakukan serangan bom ke Universitas Al-Azhar di Gaza pada Sabtu (4/11). Kabar ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Luar Negeri Palestina, Amal Jadou.

Diketahui bahwa Universitas milik PBB itu sedang difungsikan sebagai tempat penampungan pengungsi di Jalur Gaza Utara. Pengeboman yang terjadi Sabtu lalu menewaskan kurang lebih 15 orang.

Dikutip dari Al-Jazeera pada Minggu (5/11), momen pengeboman Universitas Al-Azhar itu diunggah di platform X pada akun pribadi Jadou.

Dewan Hubungan Amerika-Islam (The Council on American-Islamic Relations, CAIR), organisasi advokasi dan hak-hak sipil muslim terbesar di Amerika Serikat (AS), merasa geram dengan adanya serangan itu dan menilai pemerintah AS memfasilitasi genosida Israel di Palestina.

“Sangat penting bagi komunitas internasional untuk turun tangan menghentikan kampanye genosida rasis apartheid pemerintah Israel yang menargetkan rakyat Palestina,” kata Direktur Komunikasi Nasional CAIR, Ibrahim Hooper dalam sebuah pernyataan.

CAIR menyoroti serangan Israel terhadap Universitas Al-Azhar di Gaza, serangan di kamp pengungsian, serta serangan mematikan lainnya.

“Cakupan serangan Israel tidak pandang bulu terhadap kamp pengungsi, pengungsi yang melarikan diri, jurnalis, fasilitas medis, ambulans, masjid, gereja, infrastruktur penting, dan sekarang lembaga pendidikan,” Ujar Ibrahim di situs resmi CAIR.

“Fakta bahwa negara kita memfasilitasi genosida ini merupakan noda moral yang akan tetap ada hingga generasi mendatang dan harus ada gencatan senjata sekarang,” sambungnya.

CAIR menyatakan kehabisan kata-kata untuk menggambarkan kekecewaan komunitas Muslim Amerika terhadap pemerintahan Joe Biden yang menolak tuntutan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas.

Berdasarkan data yang dihimpun Farah.id, sebanyak 51 warga Palestina tewas serta puluhan lainnya alami luka-luka dalam serangan Israel terhadap sebuah rumah di kamp pengungsi Maghazi. Hingga berita ini diturunkan, serangan yang dilakukan Israel telah menewaskan hampir 10.000 warga Palestina, termasuk ribuan anak dan perempuan.




Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Sebelumnya

Miliki Lebih dari 68 Dapur Umum, World Central Kitchen Kembali Beroperasi di Gaza PascaSerangan Israel yang Membunuh 7 Pekerja

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News