Din Syamsuddin saat berbicara di forum Wacana Kesatuan Umat Islam Serantau,di Dewan Fakulti Perubatan Universiti Malaya Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (30/9)/Net
Din Syamsuddin saat berbicara di forum Wacana Kesatuan Umat Islam Serantau,di Dewan Fakulti Perubatan Universiti Malaya Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (30/9)/Net
KOMENTAR

ISLAM adalah agama yang besar, maju, dan unggul. Masa kejayaan Islam telah lama terjadi, yaitu pada 650-1250 Masehi. Hal ini ditandai dengan berkembangnya kebudayaan Islam yang begitu pesat dan mempengaruhi sebagian besar dari dunia.

Pada masa tersebut, peradaban Islam telah membuat kemajuan pesat dalam banyak bidang ilmu pengetahuan, di antaranya matematika, astronomi, kedokteran, kimia, dan fisika.

Berbicara Islam di Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, tentunya akan sangat mampu menjadi episentrum kebangkitan dan kemajuan peradaban Islam masa depan. Sebab, kedua negara ini memiliki infrastruktur kemajuan, terutama ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendidikan Islam di Indonesia dan Malaysia, baik strata dasar-menengah maupun strata tinggi, cukup berkembang dan memiliki banyak pakar dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun, kualitas dan peringkat universitas-universitas yang ada masih perlu ditingkatkan menjadi berkelas dunia (world class university).

Harapan ini disampakan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr M Din Syamsuddin dalam Wacana Kesatuan Umat Islam Serantau, yang diselenggarakan oleh Ikatan Muslimin Malaysia (Isma) di Dewan Fakulti Perubatan Universiti Malaya Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (30/9).

Pertemuan ini dihadiri oleh sekitar 100 tokoh dari berbagai negara, yaitu Vietnam, Kamboja, Thailand, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia. Indonesia diwakili oleh Din Syamsuddin, Dr Zaitun Rasmin (Ketua Umum PP Wahdah Islamiyah), dan Dr Nashirul Haqq selaku Ketua Umum PP Hidayatullah.

Lebih lanjut, Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini mengatakan, pemeluk Islam di Asia Tenggara sangat banyak dengan watak atau cirri utama ke-Islaman mereka yang bersifat tengahan (wasathy). Ini merupakan modal bagi pengendalian peradaban yang menuntut orientasi jalan tengah.

Hanya saja, keberislaman umat muslim di Asia Tenggara perlu mengalami transformasi dari orientasi ritual ke etikal. Dalam hal yang terakhir, umat Islam perlu menampilkan paradigm etik untuk kemajuan dan keunggulan.

Usai kegiatan tersebut, Din Syamsuddin berkesempatan bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Anwar Ibrahim di kediaman Perdana Menteri di Seri Perdana, Putra Jaya.

Pertemuan singkat itu berlangsung singkat bersama sejumlah akademisi Malaysia. Kedua tokoh sempat menyinggung wacana kebangkitan dunia Islam dan potensi Anwar Ibrahim sebagai tokoh penggerak kebangkitan dunia Islam.




Miliki Lebih dari 68 Dapur Umum, World Central Kitchen Kembali Beroperasi di Gaza PascaSerangan Israel yang Membunuh 7 Pekerja

Sebelumnya

Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News