Islam tidak pernah main-main dalam menjaga kehormatan seorang muslimah/Net
Islam tidak pernah main-main dalam menjaga kehormatan seorang muslimah/Net
KOMENTAR

ISLAM sangat melindungi kehormatan perempuan. Hal ini ditegaskan saat terjadi peristiwa yang menggemparkan seluruh Madinah. Kala itu, ada seorang muslimah yang dilecehkan auratnya dan berbuntut pada seseorang meninggal dunia. Rasulullah membuktikan ketegasannya.

Hari itu, seorang muslimah pergi ke pasar Bani Qainuqa menemui tukang emas. Kaum Yahudi ini memang termasyhur keahliannya dalam membuat perhiasan. Ternyata, pria Yahudi tersebut malah bertindak tidak sopan. Dia mengaitkan sesuatu kepada pakaian muslimah itu dan saat perempuan tersebut beranjak maka tersingkaplah auratnya.

Mendapatkan pelecehan yang memalukan, muslimah itu pun menjerit meminta pertolongan. Seorang lelaki muslim yang ada di sana rela bertarung demi melindungi, tetapi dirinya malah dikeroyok oleh beberapa pria Yahudi. Akhirnya, pria muslim itu pun meninggal dunia demi membela kehormatan muslimah.

Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam bukunya Sirah Nabawiyah (2014: 281) menceritakan, seorang wanita Arab datang ke pasar Bani Qainuqa sambil mengenakan jilbabnya. Dia duduk di dekat seorang pengrajin perhiasan. Tiba-tiba beberapa orang di antara mereka bermaksud hendak menyingkap kerudung yang menutupi wajahnya. Tentu saja wanita muslimah itu berontak.

Dengan diam-diam tanpa diketahui wanita muslimah itu, pengrajin perhiasan tersebut mengikat ujung bajunya, sehingga tatkala bangkit, auratnya tersingkap. Mereka pun tertawa dibuatnya.

Secara spontan wanita Muslimah berteriak. Seorang laki-laki muslim yang ada di dekatnya melompat ke arah pengrajin perhiasan dan membunuhnya. Orang-orang Yahudi lainnya mengikat laki-laki muslim itu lalu membunuhnya.

Aksi pelecehan berujung pembunuhan itu membuat Rasulullah dan kaum muslimin sangat marah. Selama ini Bani Qainuqa terlalu sering membuat keonaran yang merugikan umat Islam. Tindakan kali ini sudah keterlaluan, karena mempermalukan kehormatan muslimah dan membunuh lelaki muslim. Rasulullah bersama kaum muslimin langsung bergerak menuju perkampungan Bani Qainuqa.

Adian Husaini dalam buku Penyesatan Opini (2002: 5) menjelaskan, Nabi Muhamad Saw segera mendatangi Yahudi Bani Qainuqa dan mengingatkan mereka agar memelihara perjanjian damai yang sudah disepakati. Jika tidak, ancam Nabi, mereka akan mengalami nasib seperti kaum Quraisy yang kalah dalam Perang Badar.

Ancaman itu malah dilecehkan. Mereka mengatakan, “Hai Muhammad, jangan kau tertipu karena kau sudah berhadapan dengan suatu golongan yang tidak punya pengetahuan berperang, sehingga engkau mendapat kesempatan mengalahkan mereka. Akan tetapi, kalau sudah kami yang memerangi engkau, niscaya akan kau ketahui bahwa kami inilah orangnya.”

Sombong sekali orang-orang Bani Qainuqa. Selama ini Nabi Muhammad lebih banyak bersabar, tapi kejadian pelecehan terhadap muslimah menjadi puncak kemarahan beliau.

Rasulullah beserta umat Islam lalu mengepung rapat benteng Bani Qainuqa. Kejadian ini berlangsung pada Sabtu, pertengahan bulan Syawal tahun kedua Hijriyah. Selama pengepungan itu, Bani Qainuqa tidak mendapatkan pasokan makanan. Akhirnya, Bani Qainuqa tidak mampu bertahan dan memutuskan menyerah setelah 15 hari pengepungan.

Rasulullah menjatuhkan hukuman yang sangat tegas. Seluruh orang Bani Qainuqa diusir meninggalkan Madinah. Semua harta dan senjata mereka disita. Akhirnya, perbuatan jahat kaum Yahudi itu mendapatkan balasan yang setimpal.

Tidak berlebihankah tindakan Rasulullah ini?

Tentu saja tidak!

Harkat dan martabat perempuan sangat dibela oleh Allah dan Rasulullah. Apabila kasus seperti itu dibiarkan Nabi, di masa-masa mendatang kemalangan yang menimpa muslimah jauh lebih buruk lagi. Terlebih dalam kasus pelecehan ini sudah jatuh korban jiwa, yakni meninggalnya seorang pria muslim saat berjuang membela kehormatan muslimah.

Kasus pelecehan muslimah ini adalah puncak dari berbagai kerusuhan dan keonaran yang telah diperbuat oleh Bani Qainuqa di Madinah. Sejak awal kaum Yahudi ini memang menunjukkan kebencian kepada Rasulullah dan kaum muslimin. Tindakan tegas Nabi Muhammad merupakan gambaran dari jiwa pemimpin sejati.




Belum Ada Perang Seunik Perang Ahzab

Sebelumnya

Mukjizat Nabi pada Periuk Istri Jabir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Sirah Nabawiyah