Copenhill, tempat pengolahan sampah yang dimanfaatkan warga sekitar sebagai tempat rekreasi, bermain ski, dan panjat tebing/Net
Copenhill, tempat pengolahan sampah yang dimanfaatkan warga sekitar sebagai tempat rekreasi, bermain ski, dan panjat tebing/Net
KOMENTAR

ADA yang menarik ketika Anda pergi ke Copenhagen, Denmark. Di sana terdapat sebuah bangunan tinggi yang menjadi favorit warga setempat untuk menikmati sore hari dengan bermain ski, mendaki dan memanjat tembok tertinggi di dunia.

Bangunan itu bernama Copenhill, sebuah tempat yang mengkonversi limbah menjadi energi. Tempat ini dibuat oleh sebuah perusahaan raksasa Big Architecht yang telah mentransformasi salah satu tempat yang paling tidak diinginkan di kota tersebut, tempat di mana warga membuang sampah, menjadi salah satu tempat rekreasi yang ingin dikunjungi banyak orang.

Copenhill adalah sebuah gunung buatan setinggi 100 meter dan menjadi salah satu titik tertinggi di wilayah datar seperti Copenhagen. Di bawahnya, berdiri sebuah pembangkit listrik yang berasal dari sampah-sampah warga yang kemudian dibakar untuk mendapatkan energi.

Hasil dari pembakaran tersebut, yang sudah menjadi energi listrik, lalu disalurkan ke 900 rumah di Copenhagen. Tidak perlu khawatir dengan hasil pembakaran limbah ini, karena pihak terkait mengklaim bahwa asap pembakaran tidak beracun, karena telah melewati proses pembersihan. Jadi, yang keluar hanyalah uap air.

Uniknya lagi, uap air hasil pembakaran limbah ini, saat musim dingin tiba, akan menjadi salju yang menutupi tempat bermain ski sepanjang 450 meter itu.

Proyek ini sungguh luar biasa dan menunjukkan bagaimana sebuah perusahaan pengolahan limbah masyarakat di desain dengan semenarik mungkin menjadi tempat yang selalu ingin dikunjungi.

Hed of Press Relation Amager Resources Center (ARC) Sune Martin Scheibye menjelaskan tujuan utama pembangunan pembangkit listrik tersebut untuk mengurangi limbah sampah yang ditumpuk di daratan, khususnya limbah yang tidak dapat didaur ulang.

Sejak dibuka pada 2019, Amager Bake setinggi 50 meter itu ingin memberikan kontribusi langsung kepada publik.

“Karena pembiayaan kami berasal dari lima kota tersebut, yaitu Copenhagen, Dragor, Frederiksberg, Hvidovre, dan Tarnby, jadi kami tidak mencari profit. Kami ingin memberikan kembali kepada publik, maka kami buat fasilitas di atap untuk area rekreasi,” kata Sune.

Dalam sehari, ada 250 sampai 300 truk pembawa sampah yang datang untuk diperiksa secara acak demi memastikan sampah yang dibawa cocok untuk dibakar dalam insenerator. Dalam setahun, Amager Bakke menerima sekitar 560 ribu ton sampah yang tidak bisa didaur ulang.




Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Sebelumnya

Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon