Warga Kerala, India Selatan diwajibkan kembali memakai masker/Net
Warga Kerala, India Selatan diwajibkan kembali memakai masker/Net
KOMENTAR

LALU LINTAS hewan dianggap menjadi salah satu sumber masuknya penyakit ke Indonesia. Salah satunya adalah virus Nipah yang sudah menewaskan dua warga Kerala, India. Penyakit infeksius yang bersumber dari hewan ini merebak dengan cepat. Badai El Nino akibat dampak peningkatan suhu, bisa saja membuat penyakit baru muncul akibat mutasi.

Dalam jangka panjang, ini sangat berpengaruh terhadap status kesehatan hewan yang mengancam populasi peternakan, hewan, dan status kesehatan manusia, juga perekonomiannya.

Dalam hal ini, Badan Karantina Indonesia menjadi tumpuan harapan pengawasan dan perlindungan negara ini dari masuknya sumber penyakit hewan. Namun, tugas dan fungsi yang dilakukan Badan Karantina Indonesia harus dilakukan dengan dukungan semua aspek, konsep OneHealth, serta melibatkan pelaporan berbasis laporan masyarakat akan sangat membantu pengawasan yang sulit atau tidak terpantau.

Lockdown dan Wajib Masker

Wilayah Kerala, India Selatan, terus menjadi sorotan terkait virus Nipah. Virus yang ditularkan dari hewan (zoonosis) ini awalnya menginfeksi enam warga dan akhirnya merenggut dua korban jiwa.

Menteri Kesehatan Kerala Veena George mengatakan, tidak ada kasus baru yang dilaporkan dari 61 sampel yang diambil dari kontak berisiko tinggi. Keseluruhan dinyatakan negatif. Namun, pemerintah setempat tetap melakukan pelacakan kontak, protokol karantina, dan kampanye kesadaran masyarakat untuk mengekang perkembangan wabah ini agar tak menyebar.

Sementara, Hakim Distrik Kozhikode memerintahkan beberapa lembaga untuk segera menutup akses operasi sementara ini, atau yang dikenal dengan lockdown. Hanya toko-toko yang menjual obat-obatan dan barang-barang penting yang diizinkan beroperasi dengan jam kerja pukul 07.00 hingga 17.00.

Dan, pemerintah mewajibkan masyarakatnya untuk kembali mengenakan masker.

Virus Nipah sendiri pertama kali muncul di Malaysia pada 1998-1999.




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News