Anak-anak Ukraina tampak bahagia bisa kembali ke sekolah/Net
Anak-anak Ukraina tampak bahagia bisa kembali ke sekolah/Net
KOMENTAR

MESKIPUN Ukraina masih berada dalam situasi peperangan dengan Rusia, namun pemerintah setempat telah membuka tahun ajaran baru bagi siswa-siswi sekolah dasar. Tahun ajaran baru tersebut dimulai pada 1 September kemarin dan ini kali kedua bagi para siswa belajar di tengah peperangan.

Namun, Menteri Pendidikan Ukraina Oksen Lisovyi memastikan bahwa keselamatan para siswa kini semakin terjamin dengan adanya kelas di bawah tanah. Kelas-kelas tersebut diperuntukkan bagi seluruh siswa bila terjadi keadaan darurat.

“Sebanyak 84% sekolah kini dilengkapi dengan tempat perlindungan operasional. Saat anak-anak belajar online, mereka tidak punya kesempatan untuk berlari ke tempat perlindungan bom. Tapi di sekolah, dia akan berlindung saat sirene serangan udara berbunyi,” kata Lisovyi.

Sementara itu, Mariia Doloban, seorang ibu dari anak usia 8 tahun yang bersekolah di Ibu Kota Kyiv mengaku sedih melihat anaknya kembali ke sekolah dan tidak mengerti apa-apa. Peperangan memaksa dia bersama anak-anaknya harus berpindah tempat dan menyebabkan anaknya tidak mengerti apa yang harus dilakukan di sekolah.

“Saat saya tanya apa yang dikerjakan di sekolah, dia (sang anak) menjawab hanya tidur-tidur saja. Sesekali mereka menari untuk menyambut dibukanya kembali tahun ajaran baru. Ia tidak mengerti apa-apa,” keluh Doloban.

Doloban adalah salah satu dari jutaan pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina. Namun, seperti banyak pengungsi lainnya, ia memutuskan untuk kembali dan merasa lebih bai di kampung halamannya dari pada di luar negeri, di mana tempat belajar jaraknya cukup jauh.

Berbeda dengan anak Doloban, Kyrychenko, siswa sekolah dasar yang baru berusia 6 tahun mengaku senang bisa kembali ke sekolah. Ia sangat antusias dengan membawa alat tulis baru dan jas, serta dasi rapi. Di sekolah, ia memiliki banyak teman dan bisa menghabiskan waktu untuk bersenang-senang sebelum bom kembali meledak.

“Dia (Kyrychenko) tahu bahwa penembakan dan pemboman masih ada. Jadi, dia memilih sekolah di bangunan tua yang ada ruang bawah tanah tempat perlindungan bom,” ucap ibunya, Klarysa Kyrychenko.

Di Kota Kharkiv di bagian timur, dibutuhkan waktu kurang dari satu menit sampai sebuah rudal Rusia tiba, sehingga pihak berwenang di sana harus melakukan improvisasi untuk membuat anak-anak kembali bersekolah.

Ruang kelas dibuat di stasiun metro era Soviet yang penuh hiasan. Bahkan beberapa di antaranya memiliki pemandangan lampu gantung di platform bertiang di bawahnya. Di ruang ini, lebih dari 1.000 anak dapat belajar secara langsung.




Banjir Bandang Lahar Dingin Terjang Sejumlah Wilayah Sekitar Gunung Marapi Sumbar, BNPB: Masyarakat Harus Waspada Bahaya Susulan

Sebelumnya

Jemaah Haji Tak Boleh Melepas Gelang dan Kalung Identitas Selama di Tanah Suci, Ini Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News