Para dokter menyarankan agar orang tua mengajak anak-anak mereka untuk berlibur ke luar kota, yang memiliki udara bersih, sebagai upaya membersihkan paru-paru/Net
Para dokter menyarankan agar orang tua mengajak anak-anak mereka untuk berlibur ke luar kota, yang memiliki udara bersih, sebagai upaya membersihkan paru-paru/Net
KOMENTAR

POLUSI udara yang sangat tinggi, mendapat perhatian serius dari para tenaga kesehatan. Beberapa hari ini viral di media sosial Twitter, para dokter anak mengeluhkan banyaknya anak yang berobat ke rumah sakit, karena mengalami batuk pilek sebagai imbas dari buruknya udara yang dihirup.

Dari hasil penelusuran Farah.id, para dokter tersebut memberikan edukasi tentang bahaya anak yang menghirup udara kotor, terutama yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Depok, Tangerang, maupun Bekasi. Salah satunya adalah Prof Dr dr Agus Dwi Susanto, dokter spesialis paru.

Profesor Agus menjelaskan, anak-anak yang menghirup polutan atau zat berbagaya penyebab polusi setiap hari akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan, termasuk gangguan kognitif.

Polusi udara tersebut masuk melalui saluran pernapasan anak dan akan mengalir ke dalam bagian otak. Akibatnya, otak akan mengalami peradangan dan terjadi neurodegenerasi atau penurunan fungsi otak dengan hilangnya sel saraf secara progresif.

“Peradangan dan neurodegenerasi akibat polusi udara tersebut dapat berdampak secara signifikan, terutama terhadap kognitif anak-anak yang masih dalam proses pertumbuhan,” ucap Prof Agus saat temu media secara daring bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), 8 Agustus 2023.

Di media sosial, salah seorang dokter anak bernama Shela Putri Sundawa, mengaku akhir-akhir ini tiap ada anak yang dibawa berobat oleh orang tuanya, semua mengeluhkan batuk pilek yang tidak sembuh-sembuh. Akhirnya, ia menyarankan agar para orang tua membawa anak-anak mereka untuk berlibur ke luar kota, yang udaranya masih bersih.

“Paru-paru kita punya kekuatan untuk memperbaiki sendiri. Syaratnya Cuma satu, dijauhin dari yang bikin dia sakit. Mau nggak mau, orang Jabodetabek yang terpapar polusi terus-terusan mungkin emang harus punya jadwal libur ke luar kota rutin. Untuk healing, literally healing our lungs,” tulis dokter pemilik akun @oxfara.

Sementara itu, praktisi kesehatan masyarakat, dr Ngabila Salama, kepada Redaksi Farah.id memaparkan cara untuk menghindari gangguan kesehatan akibat kualitas udara yang kurang baik, dampak polusi udara, el nino kemarau panjang, dan angin udara kering:

1. Menghindari aktivitas outdoors terutama kelompok rentan, yaitu bayi, balita, pralansia, lansia, dan ibu hamil.

2. Menggunakan masker medis/N95 jika beraktivitas outdoors.

3. Melengkapi 15 imunisasi rutin gratis untuk anak dari pemerintah dimana ada beberapa imunisasi untuk mencegah terjadinya ISPA dan pneumonia seperti: PCV, haemophilus influenzae tipe B dalam pentavalen. Imunisasi berbayar yang disarankan per tahun ada imunisasi influenzae terutama untuk kelompok rentan anak dan lansia.

4. Untuk menjaga imunitas baik dan tidak mudah sakit terus lakukan pola hidup sehat CERDIK setiap hari.

“Lakukan empat cara tersebut agar anak-anak tetap terjaga kesehatannya, tidak mudah sakit,” begitu saran dr Ngabila.




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health