Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

FENOMENA alam kembali dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Minggu (13/8), hujan meteor Perseid akan mewarnai langit Nusantara, saat dini hari, yaitu sekitar pukul 01.30 sampai 05.00 waktu setempat. Begitu disampaikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

“Itu (hujan meteor Perseid) terjadi mulai pertengahan Juli sampai Agustus dan ini adalah kejadian tahunan saat bumi berpapasan dengan sisa debu komet Swift-Tuttle. Konsentrasi debu tertinggi dilintasi bumi pada sekitar tanggal 12 Agustus dan tahun ini terjadi pada 13 Agustus,” kata Periset Senior Bidang Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin.

Walau begitu, ada syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menyaksikan hujan meteor ini, yaitu:

  • Cuaca cerah
  • Lokasi pengamatan tidak terganggu polusi cahaya
  • Medan pandang arah timur laut-utara tidak terhalang bangunan atau pohon.

Hujan meteor ini diburu oleh para astronom dan penikmat bintang, karena terjadi setiap tahun. Tidak diperlukan peralatan khusus atau banyak keahlian untuk melihatnya, karena bisa dilihat langsung dengan mata telanjang dalam langit yang cerah (gelap), dan tentunya bersabar.

“Kabut yang disebabkan oleh polusi udara selama musim kemarau ini menjadi satu-satunya penghalang untuk menikmati hujan meteor ini. Jadi, bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan, terutama Jabodetabek, harap bersabra,” ujar Thomas.

Dia menegaskan, hujan meteor ini tidak berbahaya bagi bumi dan manusia.

Perseid sendiri adalah salah satu hujan meteor yang paling terang tahun ini, yang bisa disaksikan setiap orang. Hujan meteor itu berasal dari komet Swift-Tuttle, bola es, dan batu besar, yang menumpahkan puing-puing berdebu saat mengorbit, mengelilingi matahari.

Saat Bumi melintas, potongan-potongan itu terperangkap di atmosfer Bumi dan terbakar, lalu menciptakan cahaya yang melesat. Intensitas maksimum hujan meteor Persein mencapai 100 meteor per jam.

Bagi masyarakat atau pecinta astronomi, sayang jika melewatkan peristiwa alam yang satu ini. Untuk itu, perhatikan betul kapan puncak terjadinya hujam meteor ini dan pahami di mana lokasi yang pas untuk dapat menyaksikannya.




Banjir Bandang Lahar Dingin Terjang Sejumlah Wilayah Sekitar Gunung Marapi Sumbar, BNPB: Masyarakat Harus Waspada Bahaya Susulan

Sebelumnya

Jemaah Haji Tak Boleh Melepas Gelang dan Kalung Identitas Selama di Tanah Suci, Ini Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News