Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa saat ini dunia sedang mengalami darurat demam berdarah dengue (DBD). Mereka mengungkap, kasus DBD tahun ini mencetak rekor tertinggi. Peningkatan penyebaran kasus ini sebagain besar disebut karena pemanasan global.

“Tingkat demam berdarah naik secara global dengan kasus yang dilaporkan sejak 2000 naik hingga delapan kali lipat, menjadi 4,2 juta di 2022,” kata WHO.

Lonjakan kasus terjadi di banyak negara, seperti di Benua Eropa dan Amerika. Juga dilaporkan di ibukota Sudan, Khatoum, yang untuk pertama kalinya dalam sejarah, menurut laporan kementerian kesehatan setempat.

Pada Januari lalu, WHO sempat mengingatkan bahwa demam berdarah adalah penyakit tropis dengan penyebaran tercepat di dunia dan merupakan ancaman pandemi.

“Sekitar setengah dari populasi dunia sekarang berisiko terpapar,” ujar spesialis di departemen pengendalian penyakit tropis terabaikan WHO, di Jenewa, Jumat (21/7).

Di Indonesia, Satrio Wibisono, seorang praktisi K3 Lingkungan mengatakan, sangat baik melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus di 9 tatanan untuk mencegah DBD, salah satunya di kantor termasuk kementerian-kementerian.

Satgas kesehatan dan satgas jumantik sangat baik ada di semua tatanan, termasuk perkantoran yang merupakan bagian dari kesehatan keselamatan kerja, baik penyakit menular dan tidak menular, untuk menciptakan karyawan yang sehat fisik dan mental, bugar, produktif.

Adapun Sembilan tatanan tersebut adalah:

  1. Kawasan permukiman, sarana, dan prasarana umum.
  2. Kawasan sarana lalu lintas yang tertib dan pelayanan transportasi.
  3. Kawasan pertambangan sehat.
  4. Kawasan hutan sehat.
  5. Kawasan industri dan perkantoran sehat.
  6. Kawasan pariwisata sehat.
  7. Ketahanan pangan dan gizi.
  8. Kehidupan masyarakat sehat yang mandiri.
  9. Kehidupan sosial yang sehat.

Vaksinasi DBD

Indonesia kini juga tengah gencar memperkenalkan vaksin DBD sebagai upaya pencegahan keparahan demam berdarah.

Dikutip dari Centers Disease Control and Prevention, ketika seseorang pernah terinfeksi virus dengue, kemudian mendapatkan vaksin DBD, maka ketika ia terinfeksi lagi, kecil kemungkinan untuk mengalami penyakit yang parah.

Beda jika orang tersebut belum pernah terinfeksi virus DBD dan kemudian mendapatkan vaksin, maka akan mengalami infeksi yang parah, seperti kebocoran plasma.

Pada dasarnya, pemberian vaksin lebih difokuskan untuk seseorang yang sebelumnya pernah terinfeksi virus dengue. Sebabm fungsi vaksin adalah mengurangi risiko keparahan dari gejala DBD yang akan dialaminya.




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News