Petugas melakukan pemeriksaan terhadap seekor sapi/Net
Petugas melakukan pemeriksaan terhadap seekor sapi/Net
KOMENTAR

ADALAH sebuah tradisi bernama Brandu atau Purak yang disebut sebagai penyebab utama kasus antraks tak kunjung menghilang dari Gunungkidul, Yogyakarta. Tradisi ini adalah aktivitas menyembelih hewan yang mati atau sakit dan kemudian warga mengumpulkan iuran untuk diserahkan kepada pemilik hewan ternak sebagai gantinya.

Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nuryani Zainuddin menyebut, ada 143.796 sapi yang berpotensi terinfeksi antraks. Ada pula 20.255 ekor kambing dan 11 ribu domba yang memiliki potensi sama.

“Kalau melihat kejadian di Gunungkidul, ini endemis antraks dan tidak dilakukan penanganan secara baik, baik di tanah, lingkungan, dan kesadaran masyarakat. Ini akan terus berlanjut kasusnya jika terus dibiarkan,” kata Nuryani.

Karenanya, Kementan berupaya menanggulangi antraks di wilayah itu dengan menyuntikkan antibiotik pada seluruh hewan rentan dan terancam. Total ada 78 sapi dan 286 kambing serta domba yang telah disuntikkan. Tidak lupa diadakan sosialisasi dengan dinas kesehatan dan pertanian setempat untuk melakukan penanganan.

“Masih rendahnya pemahaman tentang bahaya antraks, karena itu peran dan partisipasi masyarakat penting dalam pencegahannya,” ujar Direktur Kesehatan Masyrakat Veteriner Kementan Syamsul Ma’arif, Kamis (6/7).

Lebih lanjut Syamsul menjelaskan, bakteri antraks pada hewan ternak tidak akan bisa mati meskipun sudah direbus dengan air panas. Bakteri spora penyebab antraks itu bisa menyeruak dan masuk ke pernapasan manusia saat hewan ternak yang sakit atau mati dipotong.

Dalam waktu 24 jam, bakteri yang terhirup oleh manusia bisa menyebabkan kematian akibat antraks paru-paru. Jika dikonsumsi atau kontak kulit, penanganan cepat bisa dilakukan dengan mengunjungi fasilitas kesehatan.

Kementan sendiri telah melakukan beberapa langkah pengendalian antrak, di antaranya vaksinasi di area endemis, kontrol lalu lintas hewan ternak dan tindakan pada hewan terinfeksi.

Tahun ini, Kementan telah menyediakan sebanyak 96 ribu dosis vaksin untuk hewan ternak yang telah diserahkan kepada provinsi. Selain itu, ada 110 dosis vaksin yang disediakan sebagai buffer.




Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Sebelumnya

Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon