ilustrasi stunting/ net
ilustrasi stunting/ net
KOMENTAR

Permasalahan stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak jadi sorotan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Salah satu penyebab stunting dikarenakan gaya hidup sang ibu sebelum dan sesudah melahirkan. Selain itu orang tua tidak memperhatikan makanan bergizi untuk diri sendiri maupun untuk sang buah hati.

“Orang tua harus memiliki pengetahuan sejak dini kondisi stunting,” kata Ketua Divisi Advokasi dan Legislasi PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Ari Kusuma Januarto.

Dia menuturkan, setiap ibu harus memiliki asupan nutrisi yang cukup sebelum hamil. Jika sudah hamil pun, sang ibu harus rutin memeriksa kandungan paling tidak enam kali semasa mengandung.

Hal ini menurut dia, penting dilakukan agar anak tidak mengalami gangguan pada pertumbuhan, motorik, hingga kecerdasan atau IQ.

“Untuk memantau perkembangan janin, ibu hamil bisa memeriksakan di puskesmas dan bidan. Apabila terjadi penurunan berat tubuh, berarti sang ibu harus menambah asupan nutrisi agar tak terjadi stunting pada anak,” ujarnya.

Jika tidak dipantau dengan baik, sangat beresiko untuk mengalami stunting pada anak. Terlihatnya tumbuh kembang anak baru akan terlihat pasca dua tahun melahirkan.

“Akan terlihat mulai dari bicara, motorik, hingga kemampuan berjalan." terangnya.

Sebagai informasi, wilayah yang masih memiliki kasus stunting yang tinggi antaranya Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Kasus di wilayah itu mencapai 30 persen mengalami stunting.

“Kabar baiknya adalah, IDI mendata terdapat penurunan temuan stunting di Indonesia, yang sebelumnya 24 persen menjadi 21 persen untuk total keseluruhan,” imbuhnya.
 




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News