Museum of Natural History di Mesa, Arizona, Amerika Serikat yang menerapkan ramah autisme pada pengunjung/Net
Museum of Natural History di Mesa, Arizona, Amerika Serikat yang menerapkan ramah autisme pada pengunjung/Net
KOMENTAR

KEBANYAKAN orang sangat senang ketika diajak untuk berjalan-jalan. Mereka memanfaatkannya untuk rehat sejenak dari segala penatnya ibu kota. Jalan-jalan juga dimanfaatkan untuk berburu sesuatu yang sudah lama diidam-idamkan.

Tetapi, pengalaman seperti ini sulit didapat oleh orang-orang dengan neurodiversitas, salah satunya gangguan autism. Bisa jadi, liburan justru membuatnya stres. Sebab nyatanya, perjalanan bisa sangat menegangkan bagi mereka yang mengalami gangguan pada saraf.

Banyak ‘gangguan’ dalam perjalanan seperti suara keras, perubahan pola makan, dan gangguan rutinitas. Jika orang dengan autism merasa tidak nyaman, bisa saja emosinya menjadi meledak-ledak.

Nah, ada satu kota di Arizona, Amerika Serikat bernama Mesa, yang mengklaim sebagai kota ramah autisme. Di sana, lebih dari 60 bisnis dan organisasi berbeda telah menyelesaikan pelatihan untuk menjadi Certified Autism Center (CAC).

Para pengunjung bisa melihat hasilnya di temoat-tempat seperti Arizona Museum of Natural History, yang memberikan panduan tentang dampak sensorik dari berbagai galeri, yang dapat diakses secara online atau dilihat di setiap pintu masuk galeri.

Sebagai contoh, pemandu memberi peringkat lima dari 10 kepada Dinosaur Hall untuk stimulasi sensorik suara, tiga untuk penglihatan, dua untuk sentuhan, dan satu untuk penciuman serta rasa.

Baru-baru ini, museum mengadakan sensory gentle pertama, di mana museum dibuka lebih awal dengan tiket terbatas dan beberapa atraksi yang menegangkan lebih diperhalus.

“Kami mendapat umpan balik yang bagus dengan banyak laporan dari keluarga-keluarga, bahwa pengalaman yang lebih lunak ini membuka kemungkinan bagi keluarga mereka untuk berkunjung,” kata Alison Stoltman, wakil direktur museum.

Sementara di Mesa Arts Center, disediakan akomodasi seperti selimut pemberat dan headphone peredam bising yang dapat membantu selama pertunjungan, serta ruang sunyi dengan sensor rendah jika seseorang memerlukan waktu istirahat.

“Ketika bepergian ke negara asing yang tidak dikuasai bahasanya, mengetahui bahwa ada akses ke penerjemah dapat membantu Anda menikmati pengalaman dengan cara yang lebih baik,” tutur koordinator layanan acara Mesa Arts Center, Jennifer Hedgepeth.




Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Sebelumnya

Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon