Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

PENYAKIT rabies sebenarnya bisa disembuhkan, jika dilakukan penanganan secara tepat dan cepat. Dokter UKK Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Novie H Rampengan menjelaskan, rabies akan sangat mematikan jika sudah muncul gejalanya.

“Kalau sudah ada gejala pada manusia, 99,9% itu pasien akan meninggal,” kata Novie.

Bagi orang tua, kiranya bisa dengan seksama memerhatikan gejala yang timbul pada diri anak, yang menjadi khas dari rabies, yaitu badan lemas, demam, sakit tenggorokan, nyeri, kesemutan, dan rasa panas pada area gigitan. Gejala lebih anjutnya adalah menyebabkan gangguan saraf, kejang-kejang, berkeringat, dan tubuh menolak asupan air.

“Jadi, rabies itu berkembang, missal dari gigitan, masuk ke saraf dan otak, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Menurut WHO, masa infeksi virus hingga muncul gejala berkisar 30-90 hari,” ujar dia.

Di sisi lain, ada beberapa Langkah darurat yang bisa dilakukan ketika anak mengalami gigitan dari binatang rabies, yaitu:

  • Mencuci luka dengan sabun di bawah air mengalir selama 10-15 menit.
  • Memberikan antiseptic seperti alkohol 70%.
  • Segera membawa anak ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan, ada 11 kasus kematian yang disebabkan oleh Rabies, di mana 95% berasal dari gigitan anjing. Hingga April 2023, suda ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies. Sebanyak 23.211 kasus gigitan sudah mendapatkan vaksin anti rabies dan 11 lainnya mengalami kematian.

Saat ini, ada 26 provinsi yang menjadi endemis rabies, tapi hanya 11 provinsi yang bebas rabies, yaitu Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat dan Selatan, Papua Tengah dan Papua Pegunungan, serta Papua.

“Sebanyak 95% kasus rabies pada manusia didapatkan dari gigitan anjing yang terinfeksi. Ada juga beragam hewan liar yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai benua, seperti rubah, rakun, dan kelelawar. Tapi, 95% karena gigitan anjing,” demikian Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dr Imran Pambudi, MPHM, Jumat (2/6).




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News