TAHUN ajaran baru 2025/2026 ditandai dengan semangat baru dalam dunia pendidikan Indonesia melalui pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Ramah. Inisiatif ini merupakan transformasi besar yang menempatkan anak sebagai insan pembelajar yang utuh—disambut, dikenali, dan dimuliakan sejak hari pertama mereka memasuki sekolah formal.
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10 Tahun 2025, tema MPLS tahun ini adalah “Ramah”. Tujuannya bukan hanya mengenalkan lingkungan sekolah, melainkan juga menciptakan pengalaman belajar awal yang penuh makna, menyenangkan, dan bebas tekanan.
Pemerintah merancang MPLS Ramah sebagai upaya kolektif untuk mencegah kekerasan, perpeloncoan, dan praktik-praktik yang merugikan murid baru.
MPLS Ramah dijalankan selama lima hari pertama sekolah, dengan kegiatan yang mencakup Pertemuan Pagi Ceria, Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, pengenalan fasilitas sekolah, nilai-nilai budaya, hingga edukasi isu sosial seperti literasi digital dan hidup sehat.
Tidak ada atribut aneh, pungutan biaya, atau praktik diskriminatif. Semua kegiatan menekankan prinsip inklusif, partisipatif, edukatif, serta fleksibel.
Ada enam prinsip utama dalam MPLS Ramah 2025: Ramah, Edukatif, Efektif dan Efisien, Inklusif, Partisipatif, dan Fleksibel. Setiap satuan pendidikan diminta menyesuaikan kegiatan dengan kebutuhan dan karakteristik murid mereka, tanpa mengabaikan panduan yang telah ditetapkan pemerintah.
Lebih dari sekadar orientasi, MPLS Ramah adalah momentum penguatan karakter dan pengenalan nilai-nilai profil pelajar Pancasila. Guru memiliki peran penting dalam mengenali kebutuhan tumbuh kembang murid melalui observasi ringan dan dialog. Orang tua pun dilibatkan sejak awal, membangun kolaborasi dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah juga mendorong dinas pendidikan untuk memantau pelaksanaan MPLS Ramah agar setiap murid mendapatkan pengalaman belajar pertama yang layak dan membahagiakan.
Melalui MPLS Ramah, sekolah tak lagi jadi tempat yang menakutkan, melainkan rumah kedua yang penuh cinta, penerimaan, dan semangat belajar yang menyala sejak langkah pertama.
Setelah lima hari pelaksanaan MPLS Ramah 2025, kini saatnya kita menanti dan mencermati hasil evaluasi menyeluruh dari program ini. Sebagai upaya transformasi pendidikan, MPLS Ramah diharapkan tidak hanya menjadi simbol perubahan, tetapi juga benar-benar menerapkan prinsip inklusif, partisipatif, edukatif, dan fleksibel dalam praktiknya.
Evaluasi ini penting untuk melihat sejauh mana sekolah telah menyambut murid baru dengan cara yang lebih manusiawi, tanpa kekerasan, dan penuh cinta.
Apakah murid merasa diterima? Apakah guru dan orang tua terlibat aktif? Apakah pendekatan yang diterapkan cukup adaptif terhadap kebutuhan tiap anak? Semua pertanyaan ini akan menguji komitmen dunia pendidikan dalam membentuk masa depan yang lebih sehat, aman, dan menggembirakan bagi generasi penerus bangsa.
KOMENTAR ANDA