Program Dorayaki berhasil menekan angka kematian ibu hamil di Kota Cilegon, Banten/Net
Program Dorayaki berhasil menekan angka kematian ibu hamil di Kota Cilegon, Banten/Net
KOMENTAR

GAGASAN Dinas Kesehatan Kota Cilegon, patut diacungi jempol. Untuk menurunkan angka kematian ibu hamil dan melahirkan dinkes setempat menggalakkan program inovasi Dorayaki atau donor darah untuk menurunkan angka kematian ibu.

Bersama dengan Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Cilegon, Dorayaki mendatangi kantor-kantor, rumah sakit, dan puskesmas untuk menggelar aksi donor darah bagi karyawan di lingkungan pemerintahan Kota Cilegon.

Inovator Dorayaki dari Dinas Kesehatan Kota Cilegon Rini Solihah mengatakan, tujuan utama program ini adalah untuk mempercepat penanganan kebutuhan darah, mengantisipasi terjadinya kasus perdarahan pada ibu melahirkan yang bisa mengakibatkan kematian.

Namun secara umum, kantong-kantong darah yang terkumpul untuk memenuhi ketersediaan stok darah pada UDD PMI Kota Cilegon dan bisa digunakan untuk kebutuhan pasien umum.

“Alhamdulillah dengan kegiatan ini stok darah di PMI yang selama ini, sebelum ada inovasi Dorayaki itu banyak yang sering stoknya kosong. Semenjak ada ini, alhamdulillah terpenuhi,” kata Rini Solihah saat mendatangi posko donor darah di Dinas Kesehatan Kota Cilegon, Jumat (16/6), mengutip Antara.

“Sebenarnya, tujuan Dorayaki itu untuk persiapan ibu-ibu melahirkan atau pas yang mengalami perdarahan,” lanjut dia.

Sementara itu, Ketua UDD PMI Kota Cilegon Arriadna menjelaskan, Dorayaki ini bisa dilaksanakan di seluruh puskesmas secara rutin per tiga bulan sekali. Jadi, upaya ini awalnya dilakukan sebagai pengingat dan peningkat minat masyarakat untuk melakukan donor darah.

“Dengan kegiatan ini, karena tujuannya untuk menyelamatkan ibu, mudah-mudahan masyarakat tergerak untuk memenuhi kantong darah,” ujar Arriadna.

Dari program inovasi Dorayaki yang dijalankan sejak 2019 dan menyasar tenaga kerja bidang kesehatan, tak kurang dari 575 kantong darah terkumpul setiap tahun.

Dorayaki diklaim mampu menekan angka kematian ibu melahirkan di Kota Cilegon, khususnya pada kasus perdarahan saat melahirkan yang perlu selalu diwaspadai. Serta terkait kasus eklampsia karena hipertensi dan infeksi.

Data menyebutkan angka kematian ibu dari tahun ke tahun di Kota Cilegon menunjukkan tren penurunan. Pada 2018, angka kematian ibu tercatat sebanyak 14 orang, sedangkan di 2022 berhasil ditekan menjadi 3 orang.

Suatu pencapaian yang luar biasa dan bisa diikuti oleh kota-kota lain di Indonesia untuk menekan angka kematian ibu hamil dan melahirkan.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News