Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

KISAH seorang bayi asal Gresik, yang baru berusia 38 hari, meninggal dunia usai kaget mendengar suara letusan petasan, membuat hati siapa saja yang mendengarnya merasa miris. HDN, bayi tersebut, meninggal dunia usai mendapat perawatan selama 6 hari di rumah sakit.

Tragedi bermula di malam takbiran, saat seorang tetangganya memasang petasan. HDN yang kaget langsung menangis, dan Sang Ibu berusaha untuk memberikan ASI namun bayinya menolak.

Khawatir memburuk, kedua orang tua HDN membawanya ke klinik terdekat hingga akhirnya ke Rumah Sakit Denisa di daerah Bunder. Karena tidak ada ventilator, akhirnya HDN dilarikan ke RS Muhammadiyah Lamongan dan masuk ke ruang ICU karena koma.

Berdasarkan hasil CT scan, ada pembuluh darah di otak yang pecah. Menurut dokter yang merawat, penyebabnya adalah benturan, padahal korban tidak pernah terjatuh atau terbentur.

“Setelah kita jelaskan bahwa (korban) tidak pernah terbentur, dokter bilang bahwa pecahnya pembuluh otak itu juga bisa disebabkan karena kaget yang luar biasa,” jelas Nufus, keluarga korban.

Dampak fatal kaget

Kaget yang menyebabkan dampak fatal seperti serangan jantung hingga berujung pada kematian, sebenarnya jarang terjadi. Mengutip Hello Sehat, situs resmi Kemenkes RI, munculnya reaksi kaget berkaitan dengan mode psikologis fight or flight, yakni mode yang mengatur respon stres di dalam tubuh saat otak mendeteksi adanya suatu ancaman.

Dalam mode itu, otak akan memerintahkan pelepasan hormon kortisol dan adrenalin. Hormon ini akan meningkatkan detak jantung dan aliran darah, memperlambat proses pencernaan, serta melebarkan pupil mata.

Normalnya, reaksi kaget terjadi tiba-tiba dan cepat mereda. Detak jantung dan tekanan darah akan kembali normal sesaat ketika memahami hal yang menjadi penyebabnya. Namun pada kasus tertentu, misalnya pada orang yang memiliki lemah jantung dan sering kaget (syok berat), reaksinya akan menjadi berlebihan.

Mode fight or flight ini membuat otot jantung berkontraksi dengan hebat secara terus menerus. Jantung pun berdetak semakin cepat dan mengakibatkan kegagalan fungsi jantung.

Akibatnya, aliran darah ke jantung dan seluruh tubuh berhenti mendadak. Kemudian, timbul gejala serangan jantung. Kondisi ini yang kemudian bisa menyebabkan kematian.

Walaupun tidak selalu terjadi, kaget berlebihan juga memiliki risiko bagi kesehatan, seperti:

  1. Kerusakan organ
  2. Serangan jantung
  3. Gagal jantung
  4. Sesak napas

Begitulah penjelasan mengenai kaget yang bisa menyebabkan kematian. Semoga mengedukasi para Sahabat Farah.




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health