Blue Mosque, Turki/Net
Blue Mosque, Turki/Net
KOMENTAR

SALAH satu bangunan yang selamat dari kehancuran yang ditimbulkan gempa berkekuatan 7,8 magnitudo Turki adalah Masjid Biru yang juga dikenal dengan nama Masjid Sultan Ahmed.

Dikutip dari laman Bluemosque, masjid ini diberi nama Masjid Biru, karena lantai dan dindingnya menggunakan lebih dari 20.000 ubin buatan tangan yang berwarna biru, yang didatangkan dari Iznik, kota yang terletak sekitar 90 kilometer dari tenggara Istanbul. Ubin tersebut memiliki lebih dari 50 desain tulip yang berbeda.
Berlokasi di seberang Hagia Sophia, masjid ini dibangun sekitar tahun 1609 hingga 1616 pada masa pemerintahan Sultan Ahmed I. 

Masjid Biru ini memiliki 6 menara, dengan komposisi 4 menara berada di sudut Masjid Biru yang berbentuk seperti pensil bergalur yang memiliki tiga balkon yang disebut dengan Serefe dan 2 lainnya berada di ujung halaman depan. 

Bagian atas interior masjid didominasi oleh cat berwarna biru. Pada bagian atas terdapat jendela yang dibuat lebih dari 200 kaca patri dengan desain yang artistik. Kaca tersebut berfungsi  agar cahaya masuk secara alami.

Dinding-dinding masjid dihiasi dengan ayat-ayat Al Qur’an yang dibuat oleh Seyyid Kasim Gubari, seorang kaligrafer terhebat pada masa tersebut.

Pada awal didirikan, yang diizinkan memasuki halaman masjid dengan menunggang kuda hanya Sultan. Namun ia harus memasuki pelataran masjid dengan menunduk, karena pada pintunya digantungkan sebuah rantai besi yang berat. Hal tersebut dilakukan sebagai isyarat simbolis, bahwa seorang penguasa harus memiliki karakter yang rendah hati. 

Lantai bawah masjid dihiasi dengan desain tradisional seperti bunga. Dan di halaman masjid kita dapat melihat makam Sultan Ahmed.

Sebuah air mancur juga terdapat di seberang makam Sultan Ahmed yang dikenal dengan nama Germany Fountain yang bergaya gazebo. Air mancur itu dibangun untuk memperingati tahun kedua kunjungan Kaisar Jerman Wihelm II ke Istanbul pada tahun 1889.

Masjid Biru ini terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya untuk berkunjung ke sana. Namun pada waktu sholat, masjid ini ditutup selama 30 menit atau selama berlangsung shalat.




Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Sebelumnya

Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon