Turki berduka/ The Washington Post
Turki berduka/ The Washington Post
KOMENTAR

PRESIDEN Turki Tayyip Erdogan pada Selasa (7/2/2023)  mengumumkan keadaan darurat di 10 provinsi yang hancur akibat dua gempa bumi yang saat ini diketahui telah menewaskan lebih dari 5.100 orang, seperti dilaporkan Reuters.

Tak hanya duka kehilangan orang-orang tercinta, gempa yang keduanya berkekuatan 7 magnitudo lebih itu meninggalkan jejak kehancuran di wilayah luas Turki selatan dan negara tetangga Suriah.

Sehari setelah gempa melanda, tim penyelamat berjuang sekuat tenaga dan berpacu dengan waktu untuk mengeluarkan orang-orang yang masih terjebak di bawah puing-puing reruntuhan bangunan.

Dengan skala bencana yang makin terlihat jelas dampaknya, seorang pejabat PBB mengkhawatirkan kemungkinan ribuan anak menjadi korban jiwa akibat gempa. Menurutnya, jumlah korban meninggal dunia masih akan terus bertambah secara signifikan.

Ribuan bangunan roboh, rumah sakit dan sekolah hancur, serta puluhan ribu orang terluka atau kehilangan tempat tinggal di sejumlah kota di Turki dan Suriah akibat gempa berkekuatan 7,8 magnitudo.

Gempa yang terjadi pada 6 Februari itu disebut sebagai yang paling mematikan di Turki sejak tahun 1999.

Dalam pidatonya (7/2/2023), Erdogan menyebutkan 10 provinsi Turki yang terkena dampak sebagai zona bencana dan memberlakukan keadaan darurat di 10 wilayah tersebut selama tiga bulan.

Menurut Presiden Erdogan, pemerintah berencana untuk membuka hotel di pusat pariwisata Antalya, di sebelah barat, untuk sementara menampung orang-orang yang terkena dampak gempa.

Presiden Erdogan juga menyebutkan bahwa jumlah korban meninggal dunia di Turki telah meningkat menjadi 3.549 orang. Sementara di Suriah, jumlah korban meninggal telah mencapai lebih dari 1.600 jiwa.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News