KOMENTAR

BULAN Oktober merupakan Breast Cancer Awareness Month atau Bulan Kesadaran Kanker Payudara. Diketahui bahwa kanker payudara masih menjadi salah satu kanker yang paling banyak diderita perempuan, tak hanya di Indonesia tapi juga di dunia.

Bulan kesadaran kanker payudara menjadi kampanye yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran perempuan untuk SADARI (PerikSA PayuDAra SendiRI) dan SADANIS (PemerikSAan PayuDAra KliNIS) sebagai cara mendeteksi dini risiko kanker payudara.

Menyuarakan kepedulian tentang kanker payudara, berikut ini hasil wawancara eksklusif Farah.id bersama dokter spesialis bedah onkologi RSCM sekaligus dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Diani Kartini Sp.B(K)Onk.

Apakah ada treatment baru, obat, atau metode yang diperbaharui seputar pengobatan kanker payudara?

Pengobatan kanker payudara secara umum terdiri dari operasi, kemoterapi, radiasi, terapi hormonal, dan  terapi target. Seiring berjalannya waktu, kombinasi dan pilihan modalitas terapi tersebut semakin berkembang.

Misalnya untuk operasi, pilihannya tidak hanya pengangkatan seluruh payudara saja. Namun saat ini sudah banyak teknik operasi yang dapat mempreservasi jaringan payudara dan diikuti dengan teknik rekonstruksi yang baik. Tentu saja dengan melihat kondisi penyakit pasien sebagai kandidat operasi.

Demikian pula dengan kemoterapi, semakin banyak pilihan dan kombinasi nya.

Apa yang harus diperhatikan dalam menentukan jenis pengobatan untuk kanker payudara?

Modalitas terapi yang dipilih untuk pasien harus disesuaikan dengan stadium, jenis kanker dan subtipenya. Subtipe tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan jaringan (histopatologi dan imunohistokimia/IHK). 

Untuk subtipe luminal, merupakan kandidat yang baik untuk terapi hormonal. Sedangkan untuk radiasi biasanya dilakukan untuk pasien pascaoperasi, atau radiasi spesifik untuk organ jauh yang mengalami penyebaran kanker, seperti tulang atau otak. Untuk terapi target, kandidat juga dipilih sesuai subtipenya.

Sekarang juga sedang mulai dikembangkan imunoterapi untuk pengobatan kanker payudara.

Jadi untuk saat ini memang sudah banyak pilihan untuk terapi kanker payudara. Namun, semua harus disesuaikan dengan stadium, subtipe kanker, dan kondisi pasien.

Bagaimana dokter melihat kesadaran masyarakat untuk lebih aware tentang kanker payudara, apakah kesadaran publik semakin baik?

Saat ini dengan adanya sosial media, masyarakat sudah semakin aware dengan kanker payudara. Sumber informasi lebih banyak dan mudah didapat, dari mulai pemahaman tentang kanker payudara, teknik SADARI , hingga konsep mengenai penanganan kanker payudara.

Dengan adanya sosial media misalnya seperti Instagram, YouTube, juga konten edukasi kanker payudara, tentunya lebih luas diterima oleh berbagai lapisan dan kelompok usia masyarakat.

Namun tentunya, masyarakat harus selektif dalam memilih sumber informasi tersebut, agar info yang didapat sahih dan tidak menyesatkan.

Berbicara tentang remisi bagi penyintas, apa saja yang harus dijaga dan dihindari agar kondisi bisa stabil?  Dari pengalaman dokter, adakah yg mendapat remisi seumur hidup?

Penyintas kanker payudara tentu saja harus menjalani gaya hidup sehat. Usahakan berat badan ideal, karena salah satu faktor risiko kanker payudara adalah obesitas.

Selain itu rutin melakukan SADARI satu kali setiap bulan, itu sangat penting. Apabila didapatkan kecurigaan adanya benjolan, segeralah periksakan ke dokter.

Tentunya ada penyintas yang mendapat remisi seumur hidup. Sehari-hari aktivitasnya pun normal seperti biasa. Pasien-pasien tersebut sudah menjalani terapi sesuai arahan dokter, rutin memeriksakan diri, menjalani gaya hidup sehat, dan rutin melakukan SADARI.

Gaya hidup sehat seperti apa yang bisa menguatkan kita sekaligus menjauhkan dari potensi kanker payudara?

Makan makanan bergizi, tetap lengkap dengan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Selain itu harus rutin olahraga sesuai dengan kemampuan tubuh, dan banyak minum air putih. Jauhi merokok dan alkohol.

Sebisa mungkin jauhi hal-hal yang dapat memicu stres. Memiliki pikiran yang positif juga akan sangat berpengaruh pada kesehatan.

Apa pesan dokter untuk perempuan Indonesia di bulan kewaspadaan kanker payudara ini?




Yuk, Lindungi Mata dari Bahaya Sinar UV

Sebelumnya

Mitos Micin Bikin Bodoh, Ahli: Tidak Ada Kaitannya!

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health