DR Tun Mahathir Muhammad saat menerima Din Syamsudin di kediamannya, Kuala Lumpur, Malaysia/Dok
DR Tun Mahathir Muhammad saat menerima Din Syamsudin di kediamannya, Kuala Lumpur, Malaysia/Dok
KOMENTAR

MANTAN Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Muhammad menyatakan, kelemahan dan kemunduran umat Islam dewasa ini, baik pada skala global maupun skala nasional, adalah karena mereka meninggalkan Islam.

Mereka tidak taat dan patuh terhadap ajaran-ajaran Islam berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Demikian dikatakan Tun Mahathir saat menerima Prof Dr M Din Syamsuddin di Kantor Global Peace Forum, Kuala Lumpur, Senin (3/10).

Menurut tokoh 93 tahun ini, mereka melanggar ajaran Islam tentang keadilan. Banyak penguasa yang beragama Islam tapi tidak berperilaku adil, baik terhadap diri sendiri maupun rakyatnya.

Mereka tidak mengemban amanah secara berkeadilan dan bahkan banyak yang justru melakukan kezaliman. Hal lain yang umat Islam sering lalukan adalah pembunuhan atas sesama.

“Ada kelompok Islam yang tega dan nyata menghilangkan nyawa sesama manusia. Mereka lakukan itu atas nama agama, padahal jelas Islam menolak dan menentang penghilangan nyawa orang lain, karena itu sama dengan menghilangkan nyawa seluruh umat manusia,” kata Tun Mahathir.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Prof Din Syamsuddin, datang ke Kuala Lumpur untuk mengundang Tun Mahathir menjadi salah satu pembicara pada The 8th World Peace Forum (WPF 8), 17-18 November 2022.

WPF 8 tersebut merupakan Seri Kedelapan sejak dimulai pada 2006. Menurut Din, yang juga Chairman of World Peace Forum/WPF dan Chairman of Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations/CDCC, akan mengangkat tema Human Fraternity and The Middle Path as the Foundation for a Peaceful, Just, and Prosperous World (Persaudaraan Kemanusiaan dan Jalan Tengah sebagai Fondasi Dunia Damai, Adil, dan Sejahtera).

WPF 8 yang diselenggarakan CDCC bersama Chengho Multiculture and Education Trust yang berbasis di Kuala Lumpur dan Universitas Muhammadiyah Surakarta, akan dihadiri sekitar 100 tokoh dari mancanegara dan 100 tokoh dari dalam negeri, baik agamawan, cendekiawan, dan penentu kebijakan.

Menurut rencana, Jamuan Makan Malam Selamat Datang (Welcoming Dinner) akan diadakan di Kraton Kasunanan Surakarta dengan host Ketua MPR-RI Bambang Soesatyo, dan sidang-sidang akan berlangsung di sebuah hotel di Solo dan di Kampus UMS.

Dan pada 19 November 2022, segenap peserta akan menjadi tamu-tamu kehormatan pada Pembukaan Muktamar 48 Muhamamdiyah & Aisyiah di Stadion Manahan, Solo.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News