KOMENTAR

Pangan lokal lebih keren

Sepotong salmon memang terlihat menggiurkan, karena warna jingganya tampak segar. Apalagi, ikan ini disebut-sebut mengandung omega 3 yang sangat tinggi. Masalahnya, harga salmon terbilang mahal. Relakah kita mengeluarkan banyak uang untuk belanja salmon, padahal ada ikan lokal yang lebih hebat?

Aziz dan Puteri sepakat, salah satu keuntungan belanja bahan lokal adalah harganya yang rata-rata jauh lebih terjangkau. Soalnya, bahan pangan itu tersedia di Indonesia, mudah diakses, dan jumlahnya berlimpah. 

Ubah mindset, ubah perilaku

Mengubah perilaku secara drastis, apalagi ekstrem, akan terasa berat. Karena itu, Jaqualine menyarankan untuk melakukan langkah kecil, dimulai dari memilih makanan yang lebih baik.

“Kalau sekarang belum makan sehat, yuk, mulai makan sehat dengan konsumsi lebih banyak sayuran, misalnya. Kalau sudah, buatlah makanan itu lebih bervariasi, lebih bergizi, lebih seimbang garam, gula, dan lemaknya. Jika itu juga sudah, mungkin ini saatnya Anda pilih makanan lebih green. Contohnya, mengganti nasi putih dengan nasi merah. Jika ingin lebih sustainable, belilah beras merah organik.”

Aziz menyarankan, ketika belanja bahan pangan, akan lebih baik jika kita memikirkan dulu apakah kita punya waktu dan energi untuk mengolahnya. Ia menambahkan, sebaiknya kita tidak mudah tergiur oleh makanan yang sedang tren, padahal belum tentu enak.

Sependapat dengan Aziz, Brian memberi saran, pastikan makanan yang dimasak itu memang disukai oleh Anda dan keluarga, bukan sekadar ikut tren, lalu tidak ada yang memakan dan menghabiskannya.

“Kalau sudah membangun kebiasaan mengonsumsi makanan yang lebih sustainable, kita bisa beranjak mengolah food waste untuk dibuat jadi makanan baru atau dibuat kompos. Dan, membangun kebiasaan lain agar tidak membuang makanan, baik makanan matang maupun bahan mentah. Sehingga, pilihan kita akan makanan sehat bukan hanya berdampak pada diri sendiri, melainkan juga pada lingkungan,” kata Jaqualine, yang sedang mengadakan tantangan #OurFoodChoiceMatters di media sosial.  




Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Sebelumnya

Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon