Ratu Máxima dari Belanda selama kunjungannya ke rumah pengunsi Ukraina di Wina/Net
Ratu Máxima dari Belanda selama kunjungannya ke rumah pengunsi Ukraina di Wina/Net
KOMENTAR

KUNJUNGAN Raja dan Ratu Belanda ke Wina pada akhir Juni masih menyisakan kenangan mendalam, terutama bagi warga Austria dan juga para pengungsi Ukraina. 

Penampilan pasangan kerajaan ini selama kunjungannya sangat menyentuh hati masyarakat. Bagaimana tidak, Ratu Máxima yang cantik dengan penampilannya yang glamor, begitu hangat menyapa warga bahkan rela tangannya berlumur tepung saat acara masak memasak. 

Begitu ia menjejakkan kakinya di ibu kota Austria, semua mata tertuju pada penampilannya yang memukau. 

Raja dan Ratu Belanda yang juga pernah datang ke Indonesia ini, berkunjung ke Wina datang atas undangan Presiden Austria Alexander Van der Bellen, seperti dilaporkan Metro UK.

Ratu Maxima mengenakan pakaian renda abu-abu yang meriah selama kunjungannya. Wanita berusia 51 tahun itu mendampingi suaminya, Raja Willem-Alexander, yang berusia 55 tahun, dalam kunjungan tiga hari.

Raja dan Ratu tiba di sebuah komunitas di Brotfabrik, bekas pabrik roti yang telah diubah menjadi rumah pengungsi. Hari itu ada acara memasak bersama para pengungsi dan pameran seni dan prakarsa budaya.

Ratu Maxima mengenakan ansambel abu-abu yang sangat glamor, memadukan gaun one-shoulder dengan topi elegan dari kain yang serasi. Ia juga mengenakan bros besar dengan batu permata biru pucat yang serasi dengan anting-antingnya yang menjuntai. Aksesoris lainnya adalah gelang berlian yang berkilau dan cincin perak.

Ibu tiga anak ini mengenakan riasan yang sederhana dengan perona pipi warna peach dan memusatkan riasan matanya dengan maskara hitam. Rambutnya diikat dan ditata menjadi sanggul yang ditutupi dengan topi renda abu-abunya, yang senada dengan gaunnya.

Ia dikerubuti ibu-ibu yang menyalami dan menyanjungnya. 

Setelah menyapa dan beramah tamah, Ratu dan Raja mendengarkan kisah dan curhatan hati para pengungsi Ukraina. Kebanyakan dari mereka mengakui bahwa perang telah membuat mereka ketakutan dan trauma. Beberapa di antaranya sulit untuk mengemukakan bagaimana kesedihan yang mereka rasakan.

Untuk menghibur hati para pengungsi, Ratu Maxima mengatakan ia siap bersedia memasak untuk warga, yang disambut dengan tepukan meriah sebagai rasa senang. 

Meski berpenampilan anggun, Ratu dan Raja dia tidak takut tangannya kotor saat keduanya mengolah tepung. 

Keduanya mengenakan celemek hitam, yang membuat penampilan mereka berbeda. 

Ketika banyak wartawan memotretnya, baik Raja maupun Ratu tak sungkan menunjukkan keceriaan mereka dengan tangan yang berlumur tepung.




Protes 28 Pegawai Berujung Pemecatan: Desak Google Putuskan Kontrak Kerja Sama dengan Israel

Sebelumnya

Israel Luncurkan Serangan Balasan, Iran: Isfahan Baik-Baik Saja

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News