Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

SEORANG ayah di Singapura bernama Lim Cheng Mong dibuat bingung ketika bank meleponnya karena telah melewatkan pembayaran kartu kredit dengan total 20 ribu dolar AS atau setara dengan Rp 28 juta.

Lim mengaku, pada awalnya ia pikir telah ditipu. Tetapi bank mengatakan transaksi yang dilakukan sah, dan bahkan ada 89 transaksi atas namanya.

Setelah diselidiki, manager di perusahaan Jerman itu mendapati bahwa transaksi tersebut mengarah ke akun Grab sang putri yang berusia 19 tahun.

Lim memang menautkan kartu kredit ke akun Grab anaknya untuk transportasi. Namun tanpa sepengetahuannya, sang putri justru menautkan e-walletnya ke game online "Genshin Impact". Selama enam pekan, dari Agustus hingga Oktober, ia membeli avatar.

"Saya mengatakan itu uang yang banyak, biaya sekolah satu tahun jika dia pergi ke universitas di luar negeri. (Tetapi) dia menghabiskannya dalam kedipan mata," ujar Lim yang berusia 56 tahun, seperti dimuat The Straits Times.

Apa yang dialami Lim tampaknya juga banyak dirasakan orangtua lain. Kisah-kisah seperti itu semakin banyak ketika remaja terpapar dengan digitalisasi.

Fintech-fintech kemudian memperingatkan orangtua agar selalu mengontrol e-wallet mereka.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News