Magdalena Andersson/ Foto: Reuters
Magdalena Andersson/ Foto: Reuters
KOMENTAR

MAGDALENA Andersson terpilih kembali menjadi Perdana Menteri Swedia dalam pemungutan suara terbaru yang digelar Senin (29/11/21). Satu minggu lalu, Magdalena telah menduduki jabatan PM Swedia namun mengundurkan diri beberapa jam setelah terpilih, lantaran proposal anggaran yang tidak disetujui dan runtuhnya koalisi.

Ketua Partai Sosial Demokrat itu kemarin terpilih kembali dengan selisih tipis dalam pemungutan suara. Ia mendapat 101 suara dari 349 anggota parlemen, sementara 75 abstain dan 173 menolak. Menurut sistem politik Swedia, seorang kandidat hanya perlu menghindari suara mayoritas yang menentang untuk terpilih secara sah.

Magdalena Andersson akan memimpin pemerintahan satu partai hingga bulan September tahun depan.
Dalam konferensi pers setelah pemungutan suara, Magdalena menyatakan siap membawa Swedia maju dengan program yang fokus pada kesejahteraan, perubahan iklim, dan pemberantasan kejahatan. Meski demikian, Magdalena dipastikan akan berjuang keras untuk meloloskan undang-undang di parlemen, dengan Partai Sosial Demokrat kiri tengah yang menguasai 100 kursi.

Pada minggu lalu, Magdalena telah terpilih menjadi PM Swedia namun mengundurkan diri beberapa jam setelahnya karena koaliasinya runtuh. Ekonom berusia 54 tahun itu gagal membentuk koalisi dengan Partai Hijau ketika proposal anggarannya gagal lolos.

Parlemen lebih memilih proposal anggaran yang disusun sekelompok partai oposisi, termasuk Partai Demokrat Swedia sayap kanan. Akibatnya, Partai Hijau meninggalkan pemerintah lantaran tidak mau menggunakan anggaran dari sayap kanan. Umumnya, seorang perdana menteri akan mengundurkan diri jika partai koalisinya keluar dari pemerintahan.

Meskipun Magdalena telah kembali ke kursi perdana menteri, 'drama' politik Swedia nampaknya masih akan terus berlanjut. Sang PM masih harus menerapkan anggaran yang dirancang oleh pihak yang berseberangan. Ia juga masih harus memimpin pemerintahannya sebagai minoritas yang 'rapuh' setelah ditinggal Partai Hijau yang berkoalisi sejak tahun 2014.

Apa yang terjadi dalam politik Swedia memperlihatkan kompleksnya memiliki parlemen dengan delapan partai yang sangat terpecah. Beberapa pengamat politik mengkhawatirkan kebangkitan Magdalena di tengah situasi kacau ini dapat merusak kepercayaan terhadap sistem politik Swedia. Namun Magdalena masih memiliki waktu sembilan bulan untuk membuktikan diri ke publik sebelum pemilihan umum September mendatang.

Tentang Magdalena Andersson

Magdalena Andersson memulai karier politik pada tahun 1996 sebagai penasihat politik untuk PM Goran Persson. Magdalena kemudian menjadi Menteri Keuangan Swedia selama tujuh tahun terakhir sebelum ia menjadi Ketua Partai Sosial Demokrat pada awal November.

Saat ini, Magdalena terpilih menjadi PM menggantikan Stefan Lofven yang memegang jabatan tersebut selama tujuh tahun. Sebelum diambil alih Magdalena, Stefan menjadi PM dari pemerintahan sementara setelah Juni lalu, ia digulingkan dalam mosi tidak percaya yang belum pernah terjadi sebelumnya di Swedia, seperti dilansir BBC.




Meitri Citra Wardani Peduli Kemajuan Anak Muda & Perempuan sebagai Agent of Change, Akankah Melenggang ke Senayan?

Sebelumnya

Dorong Kesejahteraan Rakyat Lewat UMKM dan SEPEDA KEREN, Novita Hardini Jadi Satu-satunya Caleg Perempuan Dapil Jatim VII yang Lolos ke DPR RI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women