Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

Jelas sekali pria Arab Badui itu kencing di dalam masjid. Orang-orang marah, dan mengusirnya. Ini jelas penistaan!

Sebelum kemarahan itu berujung aksi kekerasan, Nabi Muhammad meredamnya dan membersihkan langsung bekas kencing itu dengan tangan sucinya. Begitulah beliau mensyiarkan keindahan Islam.

Di dunia ini banyak sekali manusia yang belum mengenal Islam. Oleh sebab itu, dengan adanya penistaan, alih-alih gelap mata, ada baiknya kaum muslimin lebih fokus kepada menggiatkan dakwah. Di era yang teramat global ini, maka dakwah membutuhkan formula yang lebih menawan hati, bukannya yang sangar ya!

Dari cuap-cuap orang yang menista itu, dia menjelek-jelekkan Islam dan khususnya Nabi Muhammad berpangkal dari akalnya yang dangkal. Teganya dia mencari-cari ayat Al-Qur’an untuk menjelek-jelekkan Rasulullah, hanya untuk memuaskan prasangka buruk yang berkobar di hatinya.

Begitulah orang jahiliyah, akal dangkal bergandengan dengan buruk sangka, maka terciptalah berbagai penghinaan dan penistaan.

Maka, marilah kita tata ulang lagi dakwah yang lebih bijaksana. Karena tidak semua mereka berpangkal dari prasangka buruk, ada juga yang benar-benar awam dengan Islam lalu tersesat oleh propaganda para penista itu.

Jangan terpancing dengan kejahatan mulut mereka. Jangan sampai bersikap anarkis. Jagalah sopan santun, bahkan ketika berhadapan dengan para penista. Karena Islam adalah agama kasih sayang.
Hanya orang hina yang kerjanya menghina.

Cobalah pahami, penista itu bukan menghina Islam, karena agama suci ini teramat tinggi kemuliaannya. Sesungguhnya dengan menista mereka itu tengah menghina dirinya sendiri.




Ana Khairun Minhu

Sebelumnya

Hubbu Syahwat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur