Menteri Keuangan Sri Mulyani/Net
Menteri Keuangan Sri Mulyani/Net
KOMENTAR

HARI ini, 21 April, seorang pahlawan wanita terlahir. Ibu Kartini, pejuang kesetaraan gender yang membuka pintu dunia bagi wanita untuk berkarya dan terus berkarya.

Jika sebelum pandemi, biasanya ramai sekali acara memperingati perjuangan penulis buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" ini. Mulai dari parade fesyen show bertema Ibu Kartini, hingga lomba membaca puisi.

Tapi sekarang, peringatan itu ramai disampaikan melalui media sosial. Para wanita seolah berlomba menggambarkan sosok Ibu Kartini yang disandingkan dengan segala harap untuk kehidupan wanita yang lebih baik lagi.

Salah satu yang paling indah adalah rangkaian kata yang dituliskan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, dalam akun Instagram pribadinya.

"Dari Kartini ke Ibu kami dan ke generasi kini dan ke depan. Bahkan seratus tahun lebih sebelum Millenium Development Goals (MDG) dan Sustainable Development Goals (SDG) dideklarasikan - Kartini telah memperjuangkan. Surat Kartini kepada N.v.Z. dimuat dalam Kolonial Weekblad (Mingguan Kolonial) tertanggal 25 Desember 1902 :

Harapan kami : tolonglah, bantulah kami agar usaha kami berguna bagi bangsa kami dan terutama bagi kaum perempuan bangsa itu.

Tolonglah kami untuk membebaskannya dari beban berat yang diletakkan di atas bahunya oleh adat lama turun temurun. Tolonglah kami untuk menaikkan derajatnya, untuk menjadikan Perempuan dan Ibu sejati agar lebih siap menjalankan kewajiban yang besar. Kewajiban yang ditetapkan oleh ibu alam sendiri kepada perempuan yaitu : pendidik pertama umat manusia!

Bukan tanpa alasan orang mengatakan: kebaikan dan kejahatan diminum anak bersama air susu ibu. Kami yakin seyakin-yakinnya, bahwa pekerjaan yang mendatangkan banyak berkah itu tidak akan dapat maju dengan pesat, selama perempuan Jawa tidak mengambil bagian dalam pekerjaan peradaban, dalam Pendidikan bangsanya, betapa pun banyaknya orang-orang kulit yang berbudi luhur mencurahkan segala kasih sayang dan tenaganya terhadap pekerjaan itu...”

Perjuangan dan pemikiran RA Kartini, membuka kesempatan bagi perempuan generasi Ibu saya, perempuan generasi saya dan perempuan generasi yang akan datang untuk dapat menikmati pendidikan hingga jenjang tertinggi. Sehingga perempuan dapat ambil bagian dalam membangun peradaban, dalam pendidikan anak-anaknya dan ikut memajukan bangsanya.

Selamat menjaga dan memelihara semangat juang Kartini, untuk Indonesia yang beradab, bermartabat, berpendidikan, adil dan Makmur.” tulisnya.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News