Foto: Screenshot layar BBC.com
Foto: Screenshot layar BBC.com
KOMENTAR

TIDAK dapat dipungkiri, rasisme anti-Asia menyeruak setelah pandemi Covid-19 melanda dunia. Di awal tahun 2020, kita membaca banyak berita tentang diskriminasi dan perundungan terhadap orang-orang Asia di Amerika dan Eropa yang dituding sebagai pembawa virus mematikan.

Terjadi peningkatan angka penyerangan terhadap warga Asia-Amerika karena terbakar retorika yang menyalahkan orang Asia atas wabah virus corona.

Di Amerika, terjadi penembakan di 3 panti pijat di Atlanta, Selasa (16/03/2021) yang menewaskan 8 orang, 6 di antaranya adalah perempuan Asia.

Seperti dilaporkan BBC (19/03/2021), dalam kunjungan ke Georgia untuk bertemu para pemimpin Asia-Amerika, Presiden Biden mendesak warga Amerika Serikat untuk berbicara dengan lantang menentang kebencian. Biden menegaskan bahwa sikap diam adalah satu bentuk keterlibatan terhadap tindakan rasisme.

Walau polisi tidak menyebut ras sebagai motif penembakan di Atlanta, serangan tersebut terjadi di tengah lonjakan kasus kekerasan anti-Asia.

Kejahatan yang mengandung kebencian terhadap orang-orang keturunan Asia Timur meningkat selama pandemi Covid-19. Rasisme, menurut Presiden Biden, menjadi racun yang sudah lama menghantui dan menjangkiti bangsa Amerika. "Ini adalah kebencian yang harus dimusnahkan," tegas Biden.

Tak hanya mengimbau rakyat Amerika Serikat, Presiden Biden juga mendesak Kongres untuk mengesahkan RUU Kejahatan Rasial terkait virus corona yang diperkenalkan dua anggota parlemen Asia-Amerika awal bulan ini.

RUU itu diharapkan dapat mendukung Departemen Kehakiman untuk memerangi berbagai kejahatan berdasar kebencian tersebut. Pemerintah Federal bisa lebih cepat tanggap menghadapi kejahatan rasial yang memburuk selama pandemi.

RUU tersebut dapat mendukung pemerintah negara bagian dan pihak berwenang di kota-kota untuk menerima pelaporan kejahatan rasial serta memastikan laporan tersebut dapat diakses komunitas Asia-Amerika.

Presiden Biden menekankan bahwa kebencian tidak punya tempat di Amerika. Ia mengutuk aksi rasisme dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama menghentikannya.

Delapan korban meninggal dari penembakan di Atlanta adalah Daoyou Feng, Delaina Ashley Yaun, Hyun Jung Grant, Paul Andre Michels, Soon Chung Park, Suncha Kim, Xiaojie Tan, dan Yong Ae Yue. Satu lainnya, Elcias Hernandez Ortiz sedang dirawat di RS akibat luka-luka.

 

 

 




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News