Ilustrasi/ Foto: Samer Chidiac/ Pixabay
Ilustrasi/ Foto: Samer Chidiac/ Pixabay
KOMENTAR

MENYIAPKAN anak untuk menjadi hamba Allah yang sesuai dengan kandungan ayat ke-35 surah Al-Ahzab harus menjadi tujuan pengasuhan kita, para orangtua. Karena dalam ayat tersebut, dijabarkan sosok manusia yang akan mendapat ampunan dan pahala berlimpah.

"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar untuk mereka."

Sesuai tafsir Ibnu Katsir, kita bisa menjabarkan 10 karakter mulia yang harus menjadi tujuan orangtua dalam mendidik si buah hati. Dengan berpegang pada 10 tujuan tersebut, kita akan menjalankan parenting sesuai perintah Allah dan tuntunan Rasulullah saw. dengan sebaik-baiknya.

#1 Menjadi muslim
Jangan sampai anak-anak kita tidak tunduk kepada syariah Islam. Menjadi muslim berarti dia menjalankan rukun Islam dengan baik, melakukan segala yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang tertulis dalam syariah.

#2 Menjadi mukmin
Iman lebih khusus dari Islam. Dalam Al-Hujurat ayat 14, Allah berfirman: Orang-orang Arab Badui itu berkata, "Kami telah beriman." Katakanlah (kepada mereka), "Kalian belum beriman, tetapi katakanlah, 'Kami telah Islam (tunduk)', karena iman itu belum masuk ke dalam hati kalian.

Demikian pula ditetapkan dalam permulaan syarah Imam Bukhari. Dalam sebuah hadits disebutkan Tidaklah seseorang berzina, saat melakukannya dia dalam keadaan beriman. Kesepakatan ulama mengatakan bahwa saat seseorang bermaksiat, iman sedang tercabut dari hatinya. Meski demikian tidak lantas menjadikannya seorang yang kafir.

#3 Menjadi orang yang taat
Kita tentu menginginkan anak menjadi pribadi yang taat syariah Islam karena hatinya senantiasa tunduk, takut, dan berserah diri kepada Allah Swt. Ya, ketaatan adalan buah dari keimanan dan keislaman dalam diri seorang hamba.

#4 Menjadi orang yang benar
Orang yang benar dalam konteks ini adalah hamba yang berpegang teguh pada kebenaran dan kejujuran. Dia akan selamat di akhirat kelak karena senantiasa berkata jujur dan tidak pernah memihak dusta. Menjadi shidiq (orang yang benar) berarti dekat pada kebajikan, dan kebajikan akan membawa pelakunya menuju surga. Insya Allah.

#5 Menjadi orang yang sabar
Sabar adalah watak orang yang berhati kuat. Kesabaran adalah bagaimana sikap kita saat pertama kali menghadapi musibah dalam kehidupan. Ketika di awalnya kita sudah sabar, maka akan lebih mudah menyikapi, bertahan, dan mencari jalan keluar dari musibah yang kita hadapi.

#6 Menjadi orang yang khusyuk
Menjadi khusyuk bukan semata saat menjalankan ibadah seperti shalat dan zikir. Khusyuk juga mencakup sikap kita yang tenang, tuma'ninah, berhati-hati, anggun, rendah hati, tahan uji, dan selalu merasa dalam pengawasan Allah. Dengan begitu, anak terbiasa melakukan segala sesuatu dengan penuh kesadaran.

#7 Menjadi ahli sedekah
Adakah orangtua yang menginginkan anaknya menjadi pribadi pelit dan cuek? Rasanya setiap kita ingin anak-anak kelak menjadi pribadi ahli sedekah. Mereka menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama umat manusia. Mereka menjadi pribadi yang mudah berempati dan peduli dengan kesulitan yang dialami orang lain. Terlebih lagi, sedekah adalah salah satu amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir meski sang ahli sedekah sudah meninggal dunia.

#8 Orang yang berpuasa
Berpuasa adalah zakat badan. Dalam arti, puasa membersihkan, menyucikan, serta mensterilkan tubuh dari berbagai hal-hal buruk baik secara biologis (fisik) maupun hukum syariah. Puasa juga menjadi satu cara untuk meredam birahi agar tidak disalurkan dalam cara yang dilarang Allah.

#9 Menjadi orang yang menjaga kehormatan
Kita pasti ingin memiliki anak yang senantiasa mampu menahan diri dari hal-hal yang diharamkan Allah Swt. Dia tidak membiarkan dirinya masuk ke lumpur dosa, berbuat maksiat yang hanya dinikmati sesaat namun hasilnya akan merugikan seumur hidup. Dia menjaga kehormatan diri dan kehormatan keluarga, terutama kehormatan sebagai seorang hamba Allah yang taat.

#10 Menjadi ahli zikir
Dalam beberapa hadits shahih, salah satunya diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah menyebutkan ada amal perbuatan paling baik dan paling bersih di sisi Allah dan paling meninggikan derajat manusia, bahkan lebih baik dari harta emas dan perak serta memenggal kepala musuh Islam . Amal itu adalah banyak menyebut nama Allah, terutama dalam berzikir.

 

 

 




Menyikapi Toxic People Sesuai Anjuran Al-Qur’an

Sebelumnya

Ketika Maksiat dan Dosa Menjauhkan Kita dari Qiyamul Lail

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur