Senyuman yang terbaik itu adalah yang menentramkan, yang memberikan penghargaan, yang menebar kedamaian, yang terpancar dari lubuk keikhlasan hati/ Foto: Farah
Senyuman yang terbaik itu adalah yang menentramkan, yang memberikan penghargaan, yang menebar kedamaian, yang terpancar dari lubuk keikhlasan hati/ Foto: Farah
KOMENTAR

SEBETULNYA tidak ada amalan kecil, dalam makna remeh-temeh, sebab Islam menjadikan setiap amalan itu diganjar pahala, yang berbalaskan surga.

Tak jarang, amalan ringan yang dipandang kecil alias sepele oleh sebagian pihak, justru itulah yang merupakan kunci surga, yang nilai pahalanya tidak terduga. Karena Islam adalah agama yang memudahkan, bukan mempersulit, yang memberikan kabar gembira bukannya kabar mempertakut.

Berikut ini beberapa contoh amalan yang terkesan ringan tetapi memiliki ganjaran yang luar biasa:

Pertama, menebar senyuman.
Setiap orang punya bibir, dengan demikian semestinya tidaklah sulit untuk tersenyum. Namun, mengapa masih saja ada manusia yang bermuka masam, cemberut, jutek dan yang sejenisnya? Oh, barangkali orang-orang tersebut belum mengetahui betapa dahsyatnya nilai senyuman.

Musthafa Dieb al-Bugha dan Muhyiddin Mistu dalam kitab Al-Wafi menerangkan bahwa, pintu-pintu kebaikan sangat banyak. Pintu-pintu kebaikan dan sedekah tidak terbatas, tetapi masih banyak amal saleh lainnya yang bisa dilakukan oleh seorang muslim yang pahalanya seperti sedekah.

Dan dalam riwayat Tirmidzi disebutkan Rasulullah bersabda, “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah, dan menuangkan air dari embermu kepada ember saudaramu adalah sedekah.”

Berhubung sedekah merupakan amalan saleh yang dapat mengantarkan ke surga, maka banyak-banyaklah menebar senyuman agar pahala bersedekah dapat diraup. Jangan sia-siakan kesempatan emas ini!

Tetapi, tidak semua senyuman bernilai sedekah lho! Karena ada orang yang tersenyum ketika dirinya sedang meremehkan, atau merendahkan bahkan menista pihak lain. Ada orang yang senyumannya bagaikan kuda, apa maksudnya? Lihatlah kuda, kalau lagi tersenyum atau tertawa seringkali sambil kakinya malah menyepak.

Senyuman yang terbaik itu adalah yang menentramkan, yang memberikan penghargaan, yang menebar kedamaian, yang terpancar dari lubuk keikhlasan hati.

Kedua, memperbanyak zikir.
Di era milenial ini, manusia lebih tersiksa dengan kelelahan batin, jadinya makan tak enak, tidur pun tak nyenyak, padahal dirinya tidak sedang jatuh cinta. Dan untuk menenangkan batin ini juga mengorbankan ongkos mahal ke psikiater misalnya, atau sebagiannya lagi menemui paranormal, orang pintar dan yang diyakini sakti mandraguna.

Syaikul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Zikir bagi hati ibarat air bagi ikan. Bagaimana kondisinya jika seekor ikan terpisah dari air?” Seusai shalat Subuh Ibnu Taimiyah berzikir hingga habis setengah hari. Lalu ia berkata, “Inilah sarapan pagiku. Kalau aku tidak sarapan, kekuatanku akan hilang.”

Dan agama Islam memberikan pengobatan bagi bati yang lelah itu, berupa zikir, plus bonus mendapatkan pahala, yang akan menerangi jalan menuju surga. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut:

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad Saw., beliau bersabda, “Dua kalimat yang ringan di lidah, namun berat di timbangan, dan disukai Ar-Rahman (Allah), yaitu subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil adhim, (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam buku Zikir Cahaya Kehidupan mengungkapkan rumah-rumah surga dibangun dengan zikir. Jika orang yang berzikir berhenti dari zikirnya, maka para malaikat akan berhenti dari membangun rumah-rumah surga.

Disebutkan juga oleh Ibnu Abid Dunya, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan, subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil adhim, sebanyak tujuh kali, maka akan dibangunkan baginya sebuah menara di surga.”

Ketiga, membuang duri, batu atau tulang dari jalan.
Sekilas mengejutkan, seorang pemimpin besar dunia, masih sempat-sempatnya menganjurkan agar umatnya menyingkirkan duri dari jalan. Jelas Nabi Muhammad bukannya sedang kurang kerjaan, melainkan ini tergolong amalan yang ringan dilakukan, tetapi manfaatnya amat menakjubkan.

Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Dzar bahwa Rasulullah bersabda, “Kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari jalan merupakan sedekah.”

Ada seorang anak-anak yang jalannya terpincang-pincang, padahal dahulu dia berdiri lurus-lurus saja. Usut punya usut, ternyata ketika terjadi bencana alam, kakinya terinjak duri. Saking paniknya dengan bencana alam, tidaklah dirinya menyadari duri itu menimbulkan bencana bagi kakinya, berupa luka busuk yang kemudian membuat dirinya menjadi pincang.

Bukan hanya duri, apapun yang merintangi jalan berpahala besar bagi siapapun yang menyingkirkannya.

Misalnya, sebongkah batu kecil di jalanan, yang tidak disingkirkan membuat pengemudi sepeda motor yang melaju dalam kecepatan tinggi terpental. Pengendara itu luka-luka dan patah-patah, syukurlah dia mengenakan helm dan kepalanya pun aman. Sayangnya, sepeda motor yang lepas kendali menghantam anak yang berujung kepada kabar duka cita.

Sepintas ringan amalan ini, tetapi dampaknya luar biasa besar. Islam melarang kita meremehkan apapun, karena dalam setiap sikap meremehkan di baliknya tersimpan potensi bencana. Bahayanya lagi, di setiap sikap meremehkan itu ada kesombongan, dan menjadi pentas bagi setan.

Tentunya yang kita kupas ini amat sedikit dibanding banyak sekali untaian amalan saleh yang ringan dikerjakan tetapi besar pahalanya. Dan yang penting diingat, lakukanlah amalan apapun dengan ikhlas tanpa membeda-bedakannya. Karena kita tidak tahu dari amalan yang mana pintu surga itu akan terbuka.




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur