Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

Ketika kita kehilangan pekerjaan akibat pandemi, kesadaran (conscientiousness) kita berkurang. Bukan tidak mungkin kita merasa syok dan tertekan karena rutinitas berubah dan jalan menuju tujuan hidup seolah tertutup. Jika kita tidak mampu memotivasi diri sendiri dan tidak punya support system yang menyemangati, akan sulit bagi kita untuk bangkit dan move on.

Atau ketika kita terinfeksi Covid-19, kondisi tersebut sudah pasti menambah stres (neuroticism) dan membuat kita menjadi introvert, meskipun lambat laun akan menumbuhkan keyakinan diri untuk sembuh (conscientiousness).

Demikian pula ketika kita kehilangan orang tercinta karena Covid-19 atau karena penyakit lain di masa pandemi.

Jika kita tidak mampu menguatkan diri, kita akan merasa hidup ini bertambah berat. Kondisi tersebut mengurangi rasa penasaran kita terhadap hal-hal baru, mengurangi fokus, menyebabkan kita menjadi introvert dan selalu merasa tidak nyaman.

Atau contoh lain, karena sudah terbiasa menjaga physical distancing, kita akan khawatir bila diperkenankan kembali berinteraksi face to face tanpa jarak dan masker. Terasa canggung. Bahkan bisa jadi kita tetap ingin selalu menjaga jarak aman saat berinteraksi dengan orang lain, sekali pun tubuh kita sudah dilindungi vaksi anticorona.

Menjaga Api Optimisme

Beruntunglah kita karena #dirumahaja pada era teknologi canggih tidak sesepi latihan calon astronot yang harus mengisolasi diri di Antartika yang gelap dan dingin sebagai perumpamaan berada di luar angkasa.

Seberapa jauh pandemi mengubah kepribadian kita, tak perlulah kita risaukan. Kita masih punya waktu untuk memperbaiki diri jika ternyata pandemi menjadikan kita tidak sekuat, tidak sesabar, tidak sepercaya diri, dan tidak setenang dulu.

Kita masih punya waktu untuk merancang masa depan kita selepas pandemi. Kita masih bisa memikirkan kembali tujuan yang telah kita canangkan, apakah perlu kita ubah karena adanya prioritas baru, atau memperkuat tujuan tersebut.

Badai pasti berlalu. Karenanya, kita harus tetap menjaga optimisme agar selalu menyala.

 

 




Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Sebelumnya

Miliki Lebih dari 68 Dapur Umum, World Central Kitchen Kembali Beroperasi di Gaza PascaSerangan Israel yang Membunuh 7 Pekerja

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News