Salah satu foto yang beredar di sosial media soal penghancuran makam Islam kuno demi pembangunan jembatan di Mesir/Arab News
Salah satu foto yang beredar di sosial media soal penghancuran makam Islam kuno demi pembangunan jembatan di Mesir/Arab News
KOMENTAR

MESIR membantah rumor yang beredar di media sosial yang menyebut bahwa makam dan artefak Islam kuno dihancurkan untuk membuat jalan bagi proyek pembangunan jembatan.

Sejumlah barang antik peninggalan lima abad lalu juga dikabarkan dirusak di kawasan City of Dead di Kairo, Mesir.

Namun kepala Sektor Barang Antik Islam, Koptik dan Yahudi Mesir, Osama Talaat, mengatakan bahwa rumor itu sama sekali tidak benar. Sedangkan foto-foto yang beredar luas di sosial media yang tampak menggambarkan makam kuno dihancurkan, menurutnya bukanlah monumen bersejarah yang terdaftar.

Rumor tersebut menuai banyak sorotan di Mesir, sampai-sampai kampanye online diluncurkan di Facebook. Banyak warga yang terlibat dalam kampanye online tersebut kritis terhadap skema untuk membangun jembatan melalui Pemakaman Gurun Mamluk.

Di antara mereka yang lantang berbicara soal isu tersebut adalah aktivis dan jurnalis Khaled Abdel-Hadi. Dia mengatakan bahwa makam Mamluk yang dihancurkan adalah bagian dari arsitektur Islam Mesir yang terkenal di dunia. Penghancuran makam itu sama saja menghapus aspek-aspek kunci dari sejarah Mesir.

Selain itu, ada juga arkeolog Hisham Auf yang menyebut bahwa makam yang dihancurkan untuk membuat jalan bagi jembatan itu berada di situs arkeologi yang terdaftar sejak 2009 dan karena itu melanggar hukum untuk merusaknya.

Dia mengatakan makam-makam itu berasal dari tahun 1920-an dan berisi jasad Pasha, mantan perdana menteri Mesir, dan anggota intelejensia Mesir yang berperang selama Revolusi Mesir 1919 melawan pendudukan Inggris.

"Hal ini menjadikan daerah itu bagian dari sejarah modern dan juga sejarah kuno. Wilayah ini secara keseluruhan mengalami perubahan, yang semuanya bertentangan dengan hukum karena hal ini dirusak dengan sejarah Mesir dan janji internasional Mesir untuk UNESCO," ujarnya.

"Memang benar bahwa selama pembangunan Jalan Salah Salem selama masa Presiden Gamal Abdel Nasser, bagian makam telah dihapus, tetapi ini tidak mengesahkan apa yang terjadi sekarang dan tidak berarti apa-apa dalam perdebatan tentang makam," tambahnya, seperti dikabarkan Arab News awal pekan ini.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News