Jamur Cordyceps/Net
Jamur Cordyceps/Net
KOMENTAR

SATU lagi khasiat alam yang disebut mampu menjadi pertolongan pertama untuk kasus covid-19. Adalah jamur cordyceps, mili tarus yang diduga memiliki potensi sebagai penangkal semangat virus dalam tubuh kita.

Begitu diungkap Guru Besar Biologi, Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Prof Widodo SSi, MSi, PhDMedSc.

"Jamur Cordyceps sudah lama dikenal sebagai obat tradisional di Asia Timur. Bahan ini adalah komponen utama obat-obatan tradisional China. Sebab jamur ini dipercaya mampu mengobati kanker, tonik, dan lainnya.

Jamur ini juga mengandung beberapa senyawa aktif seperti Adenosina (antivirus), cordycepin (anti-inflamasi dan antivirus), polisakarida (imunomodulator, antioksidan, antitumor, dan anti agung), serta asam amino dan asam lemak.

Berdasarkan kajian Prof Widodo, senyawa adenosin dan cordycepin memiliki struktur yang mirip dengan anti virus Galidesivir, yang cocok untuk virus Corona.

Menurut informasi dari Galidesivir, BioCryst, obat ini dikembangkan untuk terapi penyakit Marburg virus dan Yellow Fever, dan sudah lulus ujian aman. Selain itu, efektif juga untuk 20 jenis virus RNA seperti Filovirus, togavirus, b nyavirus, arenavirus, paramyxovirus, Corona virus, dan flavivirus. Namun, perlu uji klinis lanjutan untuk melihat seberapa efektifnya obat ini bagi warga.

Yang menarik adalah sifat dari adenosin, sebagai vasodilator yang bekerja secara sistemik melalui multi mekanisme di dalam sel.

Manfaat lain dari jamur ini adalah mengurangi gejala sesak napas atau gangguan pernapasan. Di sini adenosin berperan mengontrol sistem imun, sirkulasi, dan respirasi.

Jamur ini juga dapat meregulasi sistem kerja imun tubuh atau imun regulator. Kandungan polisakarida nya mampu menangkal radikal bebas.

Cordyceps diketahui dapat mengurangi proses inflamasi berlebih di dalam tubuh.

Untuk kasus Corona, covid-19 menyerang pernapasan manusia. Setelah masuk, virus ini membajak sistem di dalam sel dan memperbanyak diri, lalu merusak sel sekitarnya yang berdampak pada penurunan fungsi paru-paru.

Infeksi ini akan direspon oleh sistem imun dengan memproduksi sitokin. Namun kadang produksinya berlebihan dan ini berpotensi memperburuk keadaan pasien.

" Jamur ini berpotensi menghambat perkembangan virus di dalam tubuh, walaupun masih perlu dilakukan penelitian yang dalam," kata Prof Widodo.




Beredar Narasi Jakarta Lumpuh Saat Gempa Megathrust, Ini Klarifikasi Kepala BMKG

Sebelumnya

Religiusitas dan Kelezatan Makanan Jadi Alasan Pria Kanada Ingin Membesarkan Anak di Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News