Nicola Guinness dan sang suami/Net
Nicola Guinness dan sang suami/Net
KOMENTAR

KEHADIRAN sang buah hati di dalam rumah umumnya merupakan hal yang didambakan banyak pasangan yang sudah menikah. Namun tidak semua pasangan memiliki jalan yang mulus untuk mewujudkan hal tersebut.

Salah satunya seperti yang dialami oleh wanita asal Chelmsford di Essex, Inggris ini. Dia adalah Nicola Guinness. Bersama sang suami, wanita berusia 26 tahun itu harus menghadapi kenyataan bahwa dia sulit untuk memiliki anak karena kondisi yang dialaminya.

Sejak usianya 15 tahun, dia didiagnosis oleh dokter memiliki didelphys uterus. Kondisi langka ini lebih dikenal dengan istilah rahim ganda.

Normalnya, seorang wanita terlahir dengan satu set organ reproduksi yang terdiri dari satu vagina, satu rahim, satu serviks, dan dua indung telur. Namun, dalam kasus didelphys uterus yang jarang terjadi, wanita terlahir dengan organ reproduksi ganda. Kondisi tersebut dialami oleh Nicola.

Sejak remaja, dia telah diberitahu oleh dokter bahwa kondisinya tersebut akan membuatnya kesulitan untuk hamil dan memiliki anak.

"Saya berusia 15 tahun ketika dokter mengatakan bahwa saya memiliki didelphys uterus, yang berarti bahwa saya mungkin mengalami kesulitan untuk hamil tetapi bahwa saya akan dapat mengandung bayi begitu saya hamil," ujarnya, seperti dimuat Mirror (Kamis, 7/11).

Padahal dia sangat mendambakan bisa menjadi ibu suatu saat nanti. Akhirya, dia pun mulai mencoba hamil sejak usia 18 tahun.

"Mereka menyarankan saya untuk mulai mencoba lebih awal, jadi saya mulai mencoba hamil segera setelah saya berusia 18 tahun," tambahnya.

Upaya pertamanya berhasil, namun hanya bertahan satu bulan sebelum akhirnya keguguran.

"Saya selalu bermimpi menjadi seorang ibu jadi saya hanya ingin memberi diri saya kesempatan terbaik dan memulai sesegera mungkin," jelasnya.

Namun tidak tidak berhenti untuk mencoba. Sayangnya, setiap kehamilan yang dia alami selalu berujung pada keguguran. Bahkan hingga enam kali.

"Tetapi setiap kali saya hamil saya hanya akan mencapai empat minggu dan kemudian saya keguguran setiap waktu," jelasnya.

"Saya patah hati dan sangat tertekan, saya ingat saya hanya akan duduk dan menangis selama berjam-jam bertanya-tanya mengapa ini terjadi pada saya," tambah Nicola.

Kemudian pada tahun 2017, dokter menemukan bahwa Nicola sebenarnya memiliki kondisi serupa yang disebut septum uterus atau disebut juga septate uterus. Kondisi tersebut adalah ketika wanita terlahir dengan septum lengkap, atau dinding kulit yang membagi satu rahim, serta serviks dan vagina menjadi dua bagian.

Karena kurangnya pasokan oksigen ke septum, maka sel telur yang telah dibuahi akan menempel pada kulit dinding di dalam rahim dan tidak akan pernah bisa bertahan. Hal itulah yang membuatnya kesulitan untuk memiliki anak.

"Saya menjalani tes demi tes, tetapi baru dua tahun yang lalu saya mendapat surat dari dokter saya yang mengatakan bahwa saya benar-benar memiliki septum uterus lengkap, yang merupakan dinding tebal kulit yang membagi sistem reproduksi saya menjadi dua, dan saya tidak akan pernah bisa mengandung bayi," ceita Nicola.

Namun dia tidak putus asa dan melakukan berbagai upaya untuk dapat hamil, termasuk melakukan operasi rumit untuk menghilangkan dinding kulit dari rahimnya dan memberinya kesempatan untuk menjadi ibu. Operasi tersebut dikenal juga dengan istilah operasi lubang kunci.

Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Begitupun yang terjadi pada Nicola. Setelah berbagai upaya, impiannya pun menjadi kenyataan. Dia berhasil hamil dan melahirkan seorang anak yang diberi nama Reggie awal tahun ini bersama dengan pasangannya, Anthony Latta.

"Sekarang, sangat berarti bagi saya untuk menjadi begitu dekat untuk menjadi seorang ibu," jelasnya.

"Kebanyakan ibu hanya perlu menunggu sembilan bulan untuk bertemu bayinya, tetapi saya sudah menunggu delapan tahun untuk bertemu dengan bayi saya," jelasnya.




Yousra, Aktris Sekaligus Aktivis kemanusiaan Peraih Penghargaan Golden Tanit di Beirut International Women Film Festival 2024

Sebelumnya

Sekilas tentang Muslim Women Australia: Merajut Asa, Merangkul Keberagaman

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women