Koper LV  1880/Net
Koper LV 1880/Net
KOMENTAR

BENDA mahal akan menjadi tak berarti bila pemiliknya tidak paham asal usul benda tersebut, nilai historisnya, atau cara menyalurkannya untuk bisa dijual dengan harga mahal. Alih-alih bisa mendapat keuntungan, benda tersebut malah dijadikan rongsokan.

Ya, sebab tidak semua orang tahu tentang benda-benda bersejarah atau benda dengan merek terkenal. Bahkan mendengar nama mereknya saja tidak paham. Begitu pula yang terjadi pada pasangan suami isteri ini.

Pasangan Alex dan Aleksandrea Sokhranych biasa menaruh pakan ayam pada sebuah koper bekas yang sudah usang. Selama 10 tahun koper bekas itu dijadikan tempat pakan ayam.

Mengutip Bastille Post, Sabtu (2/11),  pasangan ini terkejut ketika seorang kawan bernama  Braque mengunjungi rumah mereka dan mengatakan bahwa benda itu sangat berharga. Saking berharganya, nilai sangat historis dan bisa menyumbangkan koper tersebut ke museum.

Ternyata, koper yang selama ini digunakan untuk tempat pakan ayam bukanlah benda sembarangan. Koper ini adalah salah satu produk terkenal bermerek Luis Vuiton (LV).

Koper bermerek Luis Vuitton (LV) itu asli dan diverifikasi bahwa koper itu diproduksi pada tahun 1880-an. Pada tahun tersebut, koper itu sudah dijual dengan harga fantastis sekitar 11.000 dollar AS (atau sekitar Rp150 juta).

Selain itu, koper berusia 130 tahun ini diduga memiliki sejarah panjang yang diyakini ditinggalkan penumpang pada saat kecelakaan Kereta Kerajaan Rusia tahun 1880.

Pada saat itu, sekitar 30 orang tewas, leluhur Aleksandr terlibat dalam pekerjaan penyelamatan.  Para penumpang yang berterima kasih memberikan kopernya sebagai hadiah.

Braque juga menambahkan bahwa kemungkinan lain, koper itu adalah rampasan yang dibawa pulang oleh tentara Soviet dari tangan Nazi selama Perang Dunia II.n Pemilik koper tersebut mungkin adalah orang Rusia, mereka secara tak sadar kehilangan koper itu selama perjalanan.

Akhirnya pasangan itu memilih menyumbangkan koper tersebut ke museum, dan kini mengganti tempat pakan ayamnya dengan menggunakan ember besi.




Din Syamsuddin Jadi Pembicara dalam Sidang Grup Strategis Federasi Rusia-Dunia Islam di Kazan

Sebelumnya

Buku “Perdamaian yang Buruk, Perang yang Baik” dan “Buldozer dari Palestina” Karya Teguh Santosa Hadir di Pojok Baca Digital Gedung Dewan Pers

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News