KOMENTAR

GERAKAN Pengurangan Resiko Bencana yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), 17 - 21 Juni dihadiri oleh lebih  dari seratus peserta.

Pasca dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Kemenko PMK bekerja sama dengan BNPB, Kementerian Desa PDTT, Pemprov Jawa Barat, Pemkab Bandung, Satgas Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum dan komunitas lingkungan mendukung percepatan program kerja Citarum Harum.

Acara yang diadakan di  Bandung ini bertujuan mengedukasi masyarakat paham bencana disekitarnya serta meningkatkan kapasitas dalam menghadapi ancaman bencana banjir dan longsor serta membangun masyarakat Desa Tangguh Bencana (destana) di sembilan desa di Kecamatan Pacet dan Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. 

Workshop diawali dengan sambutan dan arahan Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko PMK, Dody Hargo Usodo dan selanjutnya dibuka oleh Sekda Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa. Dalam sambutannya, Dody,  menyampaikan bahwa salah satu tujuan Workshop adalah mencetak kader atau relawan bencana yang terstruktur dan melibatkan aparat dan masyarakat.

"Wilayah hulu DAS Citarum merupakan dataran tinggi dengan lereng kemiringan yang cukup terjal berpotensi bencana longsor. Harapannya agar masyarakat sadar akan ancaman bencana sekaligus dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi  bencana", jelas Dody

Sementara, Asdep Pengurangan Risiko Bencana Kemenko PMK Iwan Eka, menyampaikan bahwa Gerakan PRB adalah serangkaian gerakan dalam upaya untuk mengurangi risiko bencana yang dilakukan melalui penyadaran, peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana yang dilakukan oleh anggota masyarakat secara aktif, partisipatif dan terorganisir beserta seluruh pihak.

"Gerakan PRB diluncurkan untuk mengubah cara pandang, pola fikir, dan perilaku bangsa Indonesia untuk berorientasi pada Pengurangan Risiko Bencana sehingga dapat hidup selaras dengan bencana", ujar Iwan.

Iwan menambahkan, bahwa Workshop PRB DAS Citarum akan memberikan pengetahuan teknis kepada para peserta seperti strategi penanggulangan bencana tingkat desa; pengelolaan peringatan dini; penyiapan jalur evakuasi; perencanaan program dan anggaran penanggulangan bencana; penanganan kaum rentan dan disabilitas termasuk di dalamnya peningkatkan kepedulian lingkungan dalam pengelolaan sampah sepanjang DAS Citarum yang juga turut mendukung program Gerakan Nasional Revolusi Mental.

Peserta terdiri dari depala desa, tokoh perempuan, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, BPD, Perwakilan kewilayahan, Satgas dan Babinsa, penggiat media sosial. Setelah workshop, akan dilanjutkan dengan aksi nyata di desa masing-masing dengan melibatkan seluruh masyarakat desa.

 

Kegiatan aksi nyata yang akan dilakukan diantaranya perbaikan lingkungan, pembuatan lubang biopori, bersih-bersih sungai, pembuatan pengelolaan sampah, membangun WC komunal dsb.




Banjir Bandang Lahar Dingin Terjang Sejumlah Wilayah Sekitar Gunung Marapi Sumbar, BNPB: Masyarakat Harus Waspada Bahaya Susulan

Sebelumnya

Jemaah Haji Tak Boleh Melepas Gelang dan Kalung Identitas Selama di Tanah Suci, Ini Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News