Pasangan yang saling menyalahkan. (Freepik)
Pasangan yang saling menyalahkan. (Freepik)
KOMENTAR

DALAM kehidupan rumah tangga, adu argumen antara suami dan istri adalah hal yang wajar. Namun, ketika perbedaan pendapat menjadi terlalu sering dan sulit menemukan titik temu, hubungan bisa terasa melelahkan. Banyak pasangan merasa frustasi karena merasa tidak didengarkan atau dipahami. Lantas, mengapa ini bisa terjadi?

Salah satu penyebab utamanya adalah ego. Ketika masing-masing pasangan merasa pendapatnya paling benar, maka ruang untuk mendengarkan dan memahami akan tertutup. Ditambah lagi, pola komunikasi yang buruk—seperti nada tinggi, menyela, atau menyudutkan—justru memperkeruh suasana. Perbedaan latar belakang, cara berpikir, dan pengalaman hidup juga berkontribusi dalam membentuk persepsi yang berbeda terhadap satu masalah yang sama.

Agar hubungan tidak terjebak dalam siklus debat yang melelahkan, pasangan perlu belajar untuk fit in each other's shoes, menempatkan diri di posisi pasangan. Ini bukan sekadar empati, melainkan upaya sungguh-sungguh untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Tanyakan dalam hati, "Jika aku berada di posisinya, apa yang akan kurasakan?"

Menahan diri untuk tidak selalu membalas dengan argumen bisa dimulai dengan latihan kesadaran diri (self-awareness). Saat mulai merasa emosi memuncak, tarik napas dalam-dalam, dan beri jeda sebelum merespons. Alih-alih langsung menyanggah, cobalah berkata, “Aku ingin paham maksudmu. Bisa kamu jelaskan lebih pelan-pelan?”

Solusinya terletak pada niat untuk membangun, bukan untuk menang. Gunakan komunikasi penuh kasih, bukan kompetisi logika. Jika suasana terlalu panas, ambil waktu sejenak untuk menenangkan diri lalu lanjutkan pembicaraan dengan kepala dingin.

Dan yang tak kalah penting, tanamkan bahwa dalam pernikahan, tidak ada “aku versus kamu”, yang ada adalah “kita” melawan masalah bersama.

Rumah tangga yang damai bukanlah yang bebas konflik, tapi yang mampu mengelola konflik dengan dewasa dan penuh cinta.




Calon Suami Ideal? Ini 5 Kualitas Pria yang Siap Diajak Serius

Sebelumnya

Grief Travel, Langkah Pelan Bermakna untuk Menata Kembali Hati yang Patah

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Family