Audiensi Kemenag RI bersama Kedubes AS dan Densus 88 Polri (19/3)/Kemenag RI
Audiensi Kemenag RI bersama Kedubes AS dan Densus 88 Polri (19/3)/Kemenag RI
KOMENTAR

KEMENTERIAN Agama RI selama ini terus menyosialisasikan program Moderasi Beragama sebagai sarana memperkuat persatuan, kesatuan, dan kerukunan umat beragama di Indonesia.

“Program Moderasi Beragama tidak hanya menjadi topik wacana, tetapi juga diimplementasikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari melalui peran penyuluh agama di masyarakat,” ujar Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Ahmad Zayadi dalam audiensi dan diskusi bersama perwakilan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia dan Tim Densus 88 AT Polri di Jakarta (19/3).

“Kemenag bekerja sama dengan berbagai lembaga termasuk BPIP, BNPT, dan Lemhanas, telah menghasilkan langkah konkret dan strategis untuk memperkuat wawasan kebangsaan dan bela negara,” imbuhnya.

Perwakilan Kedubes AS Captain Sam Ruppert mengapresiasi program Kampung Moderasi Beragama (KMB) yang disebutnya berkontribusi besar menjaga stabilitas negara.

“Dua pekan ini kami belajar banyak tentang cara Indonesia menjaga keamanan negara agar kondusif. Kontribusi KMB dan peran penyuluh agama menjadi bagian penting menjaga stabilitas keamanan negara,” ujar Captain Sam Ruppert.

Pengalaman di Indonesia membuka cara pandangnya tentang penanganan isu keamanan, terutama yang berkaitan dengan isu agama dan radikalisme. Ia mengakui keunggulan Indonesia dalam penerapan Moderasi Beragama yang melibatkan semua stakeholder.

“Di negara kami, meskipun mengakui lima agama, tidak ada institusi yang khusus mengurusi agama, sesuai prinsip pemisahan antara pemerintahan dan agama. Tapi di Indonesia bisa dilakukan dan sangat luar biasa. Ini adalah ide yang kami harap bisa diterapkan di Amerika, tapi kami di Amerika masih sebatas bermimpi,” katanya lagi.

Sementara itu, AKBP Mayhendra dari Densus 88 AT Polri juga mengapresiasi langkah Kemenag dalam menanggulangi ekstremisme. Kemenag, disebutnya, memiliki pendekatan unik untuk mencegah konflik di Tanah Air.

“Di beberapa negara tetangga, konflik dan isu terorisme ditangani dengan kekuatan militer. Namun di Indonesia, justru dengan program, termasuk dari Kemenag yang sangat membantu penegak hukum menekan laju paham yang memecah belah dan mengganggu stabilitas keamanan negara,” tegas AKBP Mayhendra.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News