Warga Gaza korban perang Israel di Palestina/Reuters
Warga Gaza korban perang Israel di Palestina/Reuters
KOMENTAR

SEORANG pakar HAM di PBB menyebutkan bahwa Israel menghancurkan sistem pangan Gaza demi menjalankan taktik kelaparan.

Israel menghancurkan sistem pangan Gaza sebagai bagian dari taktik kelaparan yang lebih luas dalam perangnya melawan militan Hamas. Israel juga menuding badan Hak Asasi Manusia PBB tidak berbuat lebih banyak untuk melindungi masyarakat Gaza.

“Gambaran kelaparan di Gaza sungguh tak tertahankan dan Anda tidak melakukan apa-apa,” kata Michael Fakhri, Pelapor Khusus PBB untuk Hak atas Pangan, dalam pidatonya di Dewan Hak Asasi Manusia PBB (7/3).

PBB telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan lima bulan setelah perang, sementara rumah sakit di bagian utara—tepatnya wilayah kantong yang terpencil—menyebutkan bahwa anak-anak mulai meninggal karena kekurangan gizi.

“Israel telah melancarkan ‘kampanye’ kelaparan terhadap rakyat Palestina di Gaza, termasuk menargetkan nelayan skala kecil,” ungkap Fakhri.

Beberapa negara lain telah mengkritik Israel atas meningkatnya kelaparan di wilayah tersebut, termasuk Mesir dan Irak.

Fakhri, seorang profesor hukum keturunan Lebanon-Kanada, adalah satu dari puluhan pakar hak asasi manusia independen yang diberi mandat oleh PBB untuk melaporkan dan memberi nasihat mengenai tema dan krisis tertentu.

Dalam pidatonya di depan dewan Jenewa yang beranggotakan 47 orang, ia menuduh Israel menargetkan nelayan skala kecil dengan menolak akses mereka ke laut dan menghancurkan perahu dan gubuk.

Ia juga menyebutkan bahwa sekitar 80 persen sektor perikanan Gaza telah dihancurkan sejak 7 Oktober. Bahkan setiap kapal telah dihancurkan oleh pasukan Israel di pelabuhan utama Kota Gaza.

Yeela Cytrin, penasihat hukum misi Israel untuk PBB, menyebut tuduhan terhadap Israel sebagai sebuah kebohongan terang-terangan.

“Israel sepenuhnya menolak tuduhan menggunakan kelaparan sebagai alat perang,” katanya.

Dilansir Reuters, Israel membantah membatasi bantuan ke Gaza dan telah mulai bekerja sama dengan kontraktor swasta untuk menyalurkan bantuan. Dikatakan bahwa peperangan sebenarnya adalah dengan Hamas yang pejuangnya menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang dalam serangannya pada 7 Oktober.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News