Suhu panas di mana-mana/Freepik
Suhu panas di mana-mana/Freepik
KOMENTAR

ORGANISASI Meteorologi Dunia alias World Meteorological Organization (WMO) pada Selasa (5/3) menjelaskan bahwa El Nino melemah namun akan menjaga suhu tetap tinggi.

Hal itu mengindikasikan pola cuaca El Nino mulai melemah namun akan terus menyebabkan suhu di atas rata-rata di seluruh dunia, demikian dipaparkan Badan Meteorologi PBB tersebut.

El Nino merupakan fenomena cuaca alami yang terkait dengan terganggunya pola angin yang menyebabkan suhu permukaan laut menjadi lebih hangat di Pasifik bagian timur dan tengah.

El Nino, yang terjadi rata-rata setiap dua hingga tujuh tahun, biasanya berlangsung selama sembilan hingga 12 bulan dan dapat memicu fenomena cuaca ekstrem seperti kebakaran hutan, siklon tropis, juga kekeringan yang berkepanjangan.

Juru bicara WMO Claire Nullis mengatakan El Nino telah mencapai puncaknya pada bulan Desember dan akan menjadi salah satu dari lima yang terkuat dalam sejarah.

“Sekarang secara bertahap melemah, namun jelas akan terus berdampak pada iklim global dalam beberapa bulan mendatang,” katanya kepada wartawan di Jenewa (5/3), seperti dilansir Reuters.

“Kami memperkirakan suhu di atas normal dalam beberapa bulan mendatang, antara bulan Maret dan Mei, dan secara keseluruhan di sebagian besar wilayah daratan,” tambah Claire.

Dalam komentar terpisah, Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo mengatakan El Nino ikut berkontribusi terhadap rekor suhu baru-baru ini.

“Setiap bulan sejak Juni 2023 telah mencatat rekor suhu bulanan baru – dan tahun 2023 sejauh ini merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat,” kata Celeste dalam sebuah pernyataan.

“El Nino berkontribusi terhadap rekor suhu ini, namun gas rumah kaca yang memerangkap panas jelas merupakan penyebab utamanya,” tegas Celeste.

WMO memprediksi 60 persen kemungkinan El Nino akan bertahan pada bulan Maret hingga Mei dan 80 persen kemungkinan kondisi netral, baik El Nino maupun La Nina, pada bulan April hingga Juni.

Ada kemungkinan La Nina – pola cuaca yang ditandai dengan suhu dingin luar biasa di Samudera Pasifik – akan terjadi akhir tahun ini, namun kemungkinannya masih belum pasti.




Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Sebelumnya

Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon