Ketua BGSi, Ines (tiga dari kiri) bersama jajaran menteri/Net
Ketua BGSi, Ines (tiga dari kiri) bersama jajaran menteri/Net
KOMENTAR

ANAK bangsa tidak pernah berhenti berinovasi untuk menciptakan kesehatan negeri. Salah satu inovasi yang dianggap sangat membantu adalah BGSi, sebuah teknologi yang bisa mendeteksi penyakit sejak dini, bahkan sebelum penyakit itu muncul.

Teknologi BGSi ini mulai diperkenalkan pada Agustus 2022 dengan tujuan mendeteksi penyakit dengan lebih cepat dan akurat, sehingga proses pengobatannya bisa lebih presisi.

Cara kerja BGSi adalah dengan mengandalkan whole genome sequencing (WGS), yaitu teknologi pengumpulan informasi genetik (genom) dari manusia maupun patogen seperti virus dan bakteri.

Seluruh prosesnya dilakukan di Indonesia, dipastikan tidak ada sampel yang dikirim maupun dikerjakan di luar negeri. Semuanya disimpan dan dikelola dengan baik oleh anak bangsa, sehingga dipastikan aman dan terlindungi.

Sejak diluncurkan pertama kali pada Agustus 2022, BGSi terus berkembang dari semula hanya ada di 6 rumah sakit saat ini telah tersedia di 9 rumah sakit vertikal. Harapannya, ke depan akan lebih banyak rumah sakit yang menggunakan teknologi ini.

Adapun rumah sakit yang telah memiliki teknologi ini adalah RSUPN Cipto Mangunkusumo, RS Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono, RSPI Sulianti Saroso, RSUP Persahabatan, RS Kanker Dharmais, RSUP Sardjito, dan RS Prof IGNG Ngoerah.

Sejauh ini hanya ada 12 mesin WGS di Indonesia. Untuk mendukung berjalannya BGSi, Kemenkes akan menambah 48 mesin yang disebar di berbagai rumah sakit rujukan nasional yang terlibar dalam BGSi, yang dilengkapi dengan mesin-mesin sequencing high throughput yang mampu memproses ratusan sampel genon manusia per minggu.

Target dalam dua tahun ke depan, ada 10 ribu genome sequences manusia yang terkumpul dan diteliti guna pemetaan varian data genome dari populasi penduduk Indonesia yang memiliki penyakit prioritas yang telah ditentukan sebelumnya.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News