Ayo hindari demam berdarah dengan rutin melakukan gerakan 3M Plus/Net
Ayo hindari demam berdarah dengan rutin melakukan gerakan 3M Plus/Net
KOMENTAR

NEGARA ASEAN tengah memperingati ASEAN Dengue Day (ADD) tiap tanggal 15 Juni. Adapun tujuan dari ADD sebagai bentuk inisiatif bersama negara ASEAN memberantas Demam Berdarah Dengue atau DBD.

“ADD digagas oleh negara-negara ASEAN pada KTT ke-19 di Hanoi, Vietnam tahun 2010 lalu," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi.

Dia mengatakan, penyakit DBD jadi momok tersendiri bagi negara tropis termasuk negara anggota ASEAN. Indonesia menjadi salah satu negara pelopor ADD diperingati tiap tanggal 15 Juni setahun setelah gagasan ADD terbentuk.

"Terdapat deklarasi Jakarta melawan dengue dan disepakati oleh 10 negara ASEAN untuk memperkuat kerja sama dan komitmen regional dalam upaya melawan dengue sehingga 15 Juni ini diperingati sebagai ADD tiap tahun," ujarnya,

Dalam peringati ADD tahun 2023 ini, dirinya menyebutkan mengangkat tema nasional "Mewujudkan Indonesia Bebas Dengue".

"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), DBD masuk dalam kategori neglected tropical disease (NTD) karena hanya ditemukan di negara-negara tertentu," ungkapnya.

Untuk DBD penyebaran nya, lanjutnya, sangat paling banyak tersebar di kawasan Asia. Termasuk salah satunya di Indonesia.

"Kasus DBD tertinggi selain Amerika Selatan," imbuhnya.

Imran menyebutkan, tahun 2022 lalu, dalam catatannya, total kasus DBD di Indonesia mencapai lebih dari 143 ribu. Jawa Barat menjadi penyumbang terbesar dengan 36.500 kasus, disusul dengan Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara.

"Dari 143 ribu, sebanyak 1.236 kasus berujung kematian. 63 persen kasus kematian akibat DBD terjadi pada anak usia 0-14 tahun," jelasnya.

Sedangkan 2023 ini tercatat kasus masih tinggi melanda tanah air. Dari data kumulatif hingga pekan ke-22 sepanjang 2023 berjalan, total tercatat sebanyak 35.694 kasus dengan 270 kematian akibat DBD.

"Kasus tertinggi di Jawa Barat, Bali, Jawa Tengah, NTB. Sebaran kematian paling banyak di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur. Ini menunjukkan mungkin masalahnya di pertolongannya, dibawa [ke faskes] terlambat, lalu penanganan di faskes perlu dioptimalkan," jelasnya.

Dengan tingginya angka kasus tersebut, menurut dia, harus ada penguatan manajemen vektor yang efektif, aman, dan berkesinambungan tampaknya perlu digalakkan.

Sebagai informasi, nyamuk Aedes aegypti salah satu vektor penularan DBD, sedangkan dengue merupakan virus yang dibawa nyamuk.

Manajemen pengendalian vektor ini dilakukan dengan berbagai inovasi, antara lain penerapan 3M plus dan teknologi nyamuk pembawa bakteri Wolbachia.

Guna untuk pencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk, dirinya memberikan sara menggunakan repellent, pakai kelambu, baju lengan panjang, lalu tanaman pengusir nyamuk seperti lavender.




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News