Salah satu sekolah dasar yang hancur akibat keganasan militer Myanmar, September 2022/Net
Salah satu sekolah dasar yang hancur akibat keganasan militer Myanmar, September 2022/Net
KOMENTAR

SELASA (6/6) pesawat militer Myanmar kembali berputar di atas sebuah sekolah dasar. Kondisi ini langsung membuat seluruh warga sekolah, termasuk anak-anak, panik. Para guru meminta murid-murid untuk bertiarap di dalam kelas.

Setelah pesawat sedikit menjauh, para siswa diminta untuk keluarga ruangan, menyelamatkan diri. Namun beberapa saat kemudian, pesawat militer itu kembali datang dan mengitari sekolah mereka. Sungguh kepanikan yang luar biasa tergambar di wajah anak-anak tersebut.

Anak-anak kemudian dikumpulkan di sebuah hutan, dekat sekolah mereka, dan diminta untuk berdoa agar diselamatkan dari tragedi yang sebelumnya pernah terjadi. Tahun lalu, pesawat tempur militer Myanmar menghantam sekolah mereka dan menyebabkan tewasnya tujuh anak. Tapi kali ini, semua selamat.

“Saya terbangun, ketakutan. Teringat lagi teman-teman yang tewas terbunuh. Saya takut kembali ke sekolah. Saya hanya ingin belajar dengan tenang,” kata seorang siswa SD.

Tentara Myanmar terus menyerang kelompok pro-demokrasi setelah sulit memenangkan pertempuran darat. Mereka pun beralih melakukan serangan udara.

Menurut seorang aktivis dari LSM Myanmar Witness Leone Hadavi, serangan udara menjadi satu-satunya yang kini diandalkan tentara Myanmar, karena perlawanan dari pasukan pro-demokrasi di darat sangat efektif.

Kapten Zay Tun Aung sudah 18 tahun bekerja sebagai pilot di Angkatan Udara Myanmar. Dia membelot pada Februari 2022, setahun setelah kudeta militer.

“Saya melihat mereka (tentara) membunuh warga sipil, saya tidak suka Tindakan brutal seperti itu. Saya tidak suka dengan kekejaman mereka terhadap warga. Yang seharusnya mereka lindungi,” ujar Zay.

Sebelum membelot, ia ikut berlatih saat militer Myanmar meningkatkan persenjataan udara dengan pesawat jet dari Rusia. Ia mengaku berlatih dengan pesawat SU-30s dan membangun tiga hangar terbuka.

Zay mengungkapkan, lebih dari 50 orang dikirim ke Rusia untuk berlatih menerbangkan pesawat itu. Di sinilah letak kekuatan militer Myanmar, karena tanpa Angkatan udara, militer Myanmar bisa saja kalah.

Aksi militer Myanmar ini sudah mendapat sanksi berat dari negara-negara Barat, tapi kini Rusia menjadi pendukung terkuat militer Myanmar.

“Sikap Rusia sudah jelas, meskipun telah terjadi kudeta pada 2021, Rusia akan tetap mendukung militer Myanmar lewat persenjataan udara. Mereka menggunakan drone untuk melepaskan bom rakitan,” demikian Leone.




Protes 28 Pegawai Berujung Pemecatan: Desak Google Putuskan Kontrak Kerja Sama dengan Israel

Sebelumnya

Israel Luncurkan Serangan Balasan, Iran: Isfahan Baik-Baik Saja

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News