Masih banyak penjual makanan dan minuman yang menggunakan styrofoam sebagai wadah/Net
Masih banyak penjual makanan dan minuman yang menggunakan styrofoam sebagai wadah/Net
KOMENTAR

SAMPAH merupakan masalah krusial yang terjadi di masyarakat. Laporan Bank Dunia, kawasan Asia Timur dan Pasifik merupakan penyumbang limbah terbesar pada 2016. Salah satu sampah yang ditemukan adalah sampah Styrofoam.

Styrofoam merupakan sampah yang bersifat sulit diurai, sehingga dapat mencemari lingkungan selama bertahun-tahun. Kenyataan ini terjadi di Indonesia dan membuat negara ini darurat sampah Styrofoam.

Berangkat dari keprihatinan tersebut, The Antheia Project, yang merupakan organisasi yang berfokus pada kebersihan lingkungan, tergerak berkontribusi dalam memberikan edukasi dan kesadaran publik untuk peduli terhadap kondisi lingkungan secara global melalui kampanye #SayNoToStyrofoam.

Sebagai tindak lanjut dari kampanye #SayNoToStyrofoam tersebut, The Antheia Project akan mengadakan kegiatan Beach Clean volume 4  pada tanggal 3 Desember 2022 mendatang, di pantai Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Untuk itu The Antheia Project mengajak semua pihak untuk dapat berpartisipasi pada acara tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

“Saya sangat mengapresiasi dan mendukung gerakan yang dilakukan oleh The Antheia Project, yang dapat memberikan influence besar kepada  masyarakat, khususnya kaum milenial,” ujar Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 (PSLB3) Kementerian Lingkugan Hidup dan Kehutanan RI.

Saat ini, pemerintah sedang berupaya agar Indonesia dapat mengurangi sampah plastik dengan mengeluarkan Perpres No 83/2018, yang menjadi tindak lanjut dari komitmen Indonesia untuk mengurangi sampah plastik dari laut sebesar 70 persen pada tahun 2025.

Dan pada 2021, Indonesia sudah berhasil mengurangi sampah plastik yang masuk ke laut sebesar 28,5 persen.

“Harapan saya (#SayNoToStyrofoam) tidak hanya sekedar kampanye, namun dapat menjadi gaya hidup. Kalau bisa jadi jalan hidup. Kita harus mulai dari diri sendiri,” ujar Novrizal.

Sejalan dengan pemaparan Novrizal Tahar, Dhedy Bharoto Trunoyudo, Co Founder Garda Pangan, yang merupakan social enterprise yang menangani isu sampah makanan di wilayah Surabaya dan Malang, sudah melakukan #SayNoToStyrofoam dan penggunaan kemasan sekali pakai  ketika menjemput makanan berlebih dari hotel dan bakery. 

“Garda Pangan menggunakan kemasan sendiri seperti kontainer dan mendistribusikan makanan layak konsumsi dari hotel dan bakery secara door to door ke masyarakat. Sedangkan untuk yang sudah tidak layak konsumsi, langsung dikirimkan ke pusat pengolahan sampah di wilayah Surabaya,” demikian Dhedy.




Universitas Mercu Buana Sumbang Dua Sumur Resapan di Masjid At Tabayyun

Sebelumnya

Didukung Jago Syariah, Halal Fair 2024 Siap Melejitkan Pasar Produk Halal Yogyakarta

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel C&E