Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

CINTA Allah Swt. itu adalah cinta yang tidak terbatas. Hakikat dan besarnya tidak bisa dipersamakan dengan kasih sayang siapapun.

Allah Swt. berfirman; "Rahmat (kasih sayang) Ku meliputi segala sesuatu." (QS Al A'raf: 156)

Karena kasih sayang Allah meliputi segala sesuatu, maka termasuk pada perasaan sensitif yang dirasakan Umat-Nya, yaitu perasaan sedih. Ya, Allah sangat memerhatikan dengan detil perasaan tersebut. Bahkan Allah menyayangi rasa sedih yang dialami Umat-Nya.

Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam ceramahnya yang ditayangkan di kanal YouTube Dakwah Insani, mengatakan kesedihan itu sengaja diciptakan Allah Swt. dalam hati seorang hamba untuk mengikat hatinya agar tidak jauh atau tidak lalai.

"Orang kalau sedih, dia ingat Allah. Kalau senang, lupa. Makanya kalau kita perhatikan perjalanan-perjalanan mereka yang sholeh-sholeh itu, senantiasa melewati kesedihan," ujar UAS.

Lalu, sedih yang seperti apa yang disayang Allah Swt.?

1. Sedih terhadap masa muda yang sia-sia

Terutama bagi kaum remaja yang sedang berada dalam fase kehidupan yang tanpa berfikir mendalam dalam menjalani hidup, hal yang lumrah terjadi.

Namun seiring berjalannya waktu, tentu ada yang merasakan bosan dan jenuh. Bahkan sering muncul pertanyaan, mengapa kehidupan seperti ini-ini saja, merasa menjalani hidup dengan menghabiskan waktu secara sia-sia.

Saat seseorang menyadari hal ini, hatinya akan merasa sedih. Di sinilah Allah akan menyentuh kesedihan itu dan membimbingnya untuk kembali ke jalan yang benar.

2. Sedih terhadap malam yang tidak diisi tahajud

Tahajud artinya bangun dari tidur. Jadi shalat tahajud adalah shalat yang dikerjakan di malam hari dan dilaksanakan setelah tidur terlebih dulu, walaupun tidurnya hanya sebentar.

Orang yang terbiasa shalat tahajud, namun suatu saat melewatkannya karena terlalu lelah, akan merasa menyesal dan sedih.

Allah pun menyayangi kesedihan ini, karena ia yakin hamba-Nya sangat merindukan berkeluh kesah dan memohon kepada-Nya.

3. Sedih tidak bisa berinfaq

Orang yang selalu bekerja keras untuk mendapatkan banyak harta dan menghambur-hamburkannya begitu saja, suatu ketika merasa apa yang dilakukannya sia-sia dan menyesali serta sedih atas sikapnya terdahulu, maka kesedihannya sangat disayangi Allah.

"Kalau Allah sayang kepada seorang hamba, maka disertakannya rasa sedih dalam hatinya," kata Ustadz.

Diakhir ceramahnya UAS berpesan untuk mereka yang sedang bersedih jangan mencaci maki. Air mata yang menetes karena sedih adalah air mata yang dicintai Allah.

"Mata yang menangis karena sedih, mata yang disayang Allah. Hati yang remuk redam karena sedih, itulah hati yang dicintai dan disukai Allah," demikian UAS.

 




Menyikapi Toxic People Sesuai Anjuran Al-Qur’an

Sebelumnya

Ketika Maksiat dan Dosa Menjauhkan Kita dari Qiyamul Lail

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur