Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

"CARA marah kepada anak yang tepat dan aman adalah menunjukkan teguran dan kasih sayang sekaligus" (Buku "Mendidik Dengan Cinta", Irawati Istadi)

Diam di rumah saja, tidak lagi bisa bebas bertemu dan bermain dengan teman-temannya, membuat anak menjadi mudah stres. Anak kemudian mudah menjadi tantrum dan sulit dikendalikan.

Segala cara memarahi anak sudah bunda lakukan. Mulai dari cara yang lembut hingga teriak menarik otot pita suara pun ternyata tak sanggup meredakan rewelnya anak.

Diam? Mungkin sejenak, tapi selanjutnya dan hari-hari berikutnya tidak menjamin anak melakukan hal yang sama.

Dr Aisah Dahlan, CHt mengatakan, menegur anak yang efektif sebenarnya tidak perlu dengan berteriak atau ngomel dalam waktu yang lama. Selain membuat bunda menjadi kelelahan, teguran pun tidak akan dicerna dengan baik oleh anak.

"Cukup 1 menit, Bu. Satu menit itupun dibagi dua, setengah menit untuk menegur, setengah menit berikutnya untuk memuji perilakunya," jelas dr Aisah.

Wanita yang aktif di bidang dakwah ini memberi contoh, ketika bunda memberikan batasan waktu pulang main anak, jam 9 malam. Namun anak pulang terlambat pada pukul 11 malam. Ketika anak pulang, tegur dengan teknik 1 menit.

"Katakan pada dia bahwa bunda tidak suka ia pulang terlambat, apalagi dengan tidak memberi kabar. Lihat waktu, kalau sudah setengah menit, berhenti. Kasih waktu sejenak untuk bunda bernapas dan di setengah menit kedua, puji perilaku mereka. "Bunda senang kamu yang sebelumnya, kalau pulang terlambat pasti kasih kabar," sambungnya.

Lakukan teknik ini setiap kali bunda menegur mereka. Jadi nanti, akan tertanam di pikiran anak bahwa jika ingin pulang terlambat, haruslah memberi kabar sehingga tidak membuat orangtuanya khawatir.

Ingat, teguran satu menit ini dikatakan efektif bila benar-benar dilakukan dalam waktu hanya satu menit. Sebab berdasarkan survey, cara ini telah terbukti efektif dan hasilnya memuaskan, terutama dalam mengomunikasikan permasalahan antara anak dan orangtua. Apalagi untuk orangtua yang sibuk dan memiliki waktu terbatas.

Memang ini bukan perkara mudah, namun itulah letak tantangannya. Jadi, tarik napas dalam-dalam, lalu buang jauh-jauh energi negatif sampai tidak ada yang tersisa.

Yakinlah bawa anak dapat mengerti meski hanya sekali mendengar tanpa ada pengulangan. Jika masih kurang, berwudhu dan duduklah, netralkan, dan nikmati hasilnya.

 




Seringkali Diabaikan dan Tidak Dianggap, Waspadai Dampak Depresi pada Anak Laki-Laki

Sebelumnya

Anak Remaja Mulai Menjauhi Orang Tua, Kenali dan Pahami Dulu Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting